Suara.com - Probolinggo, Jawa Timur, berada di kawasan lereng pegunungan. Di sebelah utara, berbatasan dengan Selat Madura atau Laut Jawa, dan di seberangnya ada satu pulau bernama Gili Ketapang.
Gili Ketapang adalah salah satu desa yang berada di Sumberasih, Probolinggo. Bila ingin menginjakkan kaki di kawasan tersebut, masyarakat harus menaiki kapal dan membelah ombak lautan, siapa yang mau melaluinya?
Demikian dikatakan Kepala Regional Manager Probolinggo PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Sugiyati Nurul Handayani. Pernyataan itu disampaikan saat menceritakan perjuangannya dan tim, jajaran Account Officer (AO) PNM Mekaar, yang bertugas di Gili Ketapang.
"Siapa sih yang mau naik kapal, ada ombak? Tapi dengan segenap pertimbangan akhirnya berangkat juga," ujar Sugiyati, di tayangan Youtube PT PNM Official, dikutip Rabu (15/2/2023).
Baca Juga: Program BUMN Dorong Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Banyuwangi
Sesampainya di Gili Ketapang, dia mengaku kaget, karena ternyata belum ada lembaga keuangan yang melayani di kawasan tersebut. Kini Gili Ketapang jadi kawasan yang dilayani oleh PNM dan dibantu oleh para tenaga AO muda.
"Di Probolinggo sendiri ada 28 cabang dari 24 kecamatan. Kita sudah melayani hampir 102 ribu nasabah," kata dia.
Sugiyati jelaskan, pihak yang bertugas di Gili Ketapang adalah AO. Ada yang diistilahkan sebagai AO darat dan AO laut. Setiap kali berangkat ke Gili Ketapang, para AO itu harus sudah siap di atas kapal jam tujuh pagi, setiap Kamis.
Mereka menyewa sebuah kapal dan diisi sebanyak sekitar delapan sampai 10 orang AO. Mengenakan seragam kebanggaan PNM, mereka menempuh perjalanan laut selama sekitar 45 menit. Selama di kapal, mereka tampak menyempatkan diri untuk sarapan dan berdiskusi.
"Begitu AO turun dari kapal, langsung ke Ruang Pintar. Di dekat Ruang Pintar, AO meletakkan motor dan mengambil motor, kemudian berkoordinasi dan berbagi tugas," kata wanita berhijab itu.
Ruang Pintar sendiri jadi ruang yang amat bermanfaat untuk warga sekitar. Ruang Pintar digunakan sebagai tempat untuk anak-anak usia kurang dari 10 tahun bisa menimba ilmu.
Di Ruang Pintar, anak-anak bisa belajar mewarnai, menggambar, berhitung dan menulis. Bahkan anak-anak juga diajari untuk mengakses internet. "Dipasang internet juga disitu," kata dia.
"Saya biasa ke Gili setiap Kamis. Saya megang 10 Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM), satu PKM terdiri dari 10-20 orang," kata tambahnya.
Dia mengaku senang bisa bertugas di Gili Ketapang, sukanya karena bisa bekerja sambil liburan. Kedua, dia juga merasa senang karena masyarakat di Gili Ketapang bisa terbantu dengan program PNM.
"Dukanya, kalau musim hujan kena ombak, panas-panasan di Gili," sambung dia.
Dia berharap, nasabah PNM Mekaar yang ada di Gili Ketapang bisa terbantu dengan adanya Program PNM Mekaar. Harapan lain, agar pembiayaan kepada nasabah ke depan bisa meningkat dan usaha para nasabah bisa berkembang.
Melihat perjuangan para AO muda, Sugiyati berharap para AO tidak patah semangat. Menurutnya para AO bisa menjadikan kendala yang dihadapi sebagai sarana untuk belajar.
"Jangan sia-siakan usia emas kalian, untuk tabungan sebagai bekal nantinya. Yakin bisa, pasti bisa, let's do it," pesan Sugiyati.
Sebagai informasi, hingga 31 Januari 2023 PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp208,35 triliun kepada nasabah PNM Mekaar, yang berjumlah 14.128.133 juta.
Saat ini, PNM memiliki 3.551 kantor layanan PNM Mekaar dan 705 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 provinsi, 513 kabupaten/kota, dan 6.657 kecamatan.