Suara.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Kebudayaan Timor Leste, Longuinhos Dos Santos berkunjung ke President University (Presuniv) di Jababeka Education Park, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi.
“Kami senang menyaksikan mahasiswa-mahasiswa Timor Leste bisa kuliah di President University. Semoga kelak setelah lulus mereka bisa segera kembali untuk membangun negaranya, Timor Leste,” kata Longuinhos dos Santos.
Ikut serta dalam kunjungan tersebut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Kebudayaan Timor Leste, Filomena Lay, Direktur Eksekutif Human Capital Development Fund Dr. Christovao dos Reis, beserta segenap tim dari kementerian tersebut.
Delegasi dari Timor Leste tersebut disambut dengan hangat oleh Rektor Presuniv Prof. Dr, Chairy, Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik, Maria Jacinta Arquisola, BA, MHRM, PhD, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, dan Bendahara Yayasan Pendidikan Universitas Presiden Justin Endramukti, beserta para kepala biro.
Dalam kesempatan kunjungan tersebut Menteri Longuinhos dos Santos mengungkapkan alasannya mengapa Pemerintah Timor Leste memilih mengirimkan para mahasiswanya untuk kuliah di Presuniv.
“Ada dua alasan. Pertama, sistem pendidikan di Presuniv yang mengombinasikan teori dan praktek secara bersamaan. Ini terutama didukung oleh perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri Jababeka. Kedua, penggunaan bahasa Inggris dalam perkuliahan. Semua itu pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa Timor Leste,” paparnya.
Banyak hal yang didiskusikan dalam kunjungan tersebut. Di antaranya, Menteri Longuinhos dos Santos juga menanyakan kendala yang dihadapi mahasiswa Timor Leste selama mengikuti perkuliahan di Presuniv.
“Kami bangga Presuniv menjadi pilihan dari Pemerintah Timor Leste dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Kami akan bekerja keras untuk mendidik mahasiswa-mahasiswa dari Timor Leste agar kelak menjadi pemimpin-pemimpin yang unggul dan mampu berkontribusi dalam pembangunan di negaranya,” kata Chairy.
“Secara umum yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa ketika kuliah di Presuniv adalah kemampuan dalam berbahasa Inggris. Namun, khusus untuk mahasiswa Timor Leste, saya melihat mereka cukup cepat dalam belajar bahasa dan menunjukkan keinginan yang kuat untuk terus berkembang. Jadi, kemampuan berbahasa Inggris bukan kendala besar bagi mereka,” Chairy menambahkan.
Baca Juga: Resmi! Warga Timor Leste Bebas Visa Kunjungan ke Indonesia
Kunjungan Menteri Longuinhos dos Santos adalah salah satu bentuk kegiatan yang mewarnai hubungan kerja sama antara Presuniv dengan Pemerintah Timor Leste. Kerja sama ini sudah terjalin sejak tujuh tahun silam.
Ada berbagai kegiatan yang mewarnai hubungan kerja sama tersebut. Salah satunya adalah Cultural Festival 2022 yang bertema Inclusive Journey in Diversity yang dilaksanakan akhir November tahun lalu di Hollywood Junction di Jl. H. Usmar Ismail, Jababeka, Cikarang.
Para mahasiswa Timor Leste ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan festival budaya internasional yang diselenggarakan oleh Presuniv tersebut. Kegiatan festival budaya ini juga melibatkan seluruh mahasiswa asing dari berbagai negara di dunia, seperti China, Vietnam, Fiji, Pakistan, Peru, Kazakhstan, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Sebelumnya pada Juli 2022, delegasi dari Timor Leste juga berkunjung ke kampus Presuniv. Mereka terdiri dari Antonio Verdial de Sousa, Ketua Komisi G Parlemen Nasional Timor Leste, Gabriela Alves yang menjadi Sekretaris Komisi G, Aderito Manuel Aves Guterres, Atase Pendidikan Timor Leste untuk Republik Indonesia, serta jajaran lainnya. Kehadiran mereka diterima oleh Chairy, Direktur Penerimaan Mahasiswa Asing Michael Rino, dan anggota tim Presuniv lainnya.
Kemudian, Presuniv juga memfasilitasi mahasiswa Timor Leste untuk membentuk asosiasi mahasiswa Timor Leste di Presuniv. Organisasi tersebut dinamai President University Timorese Student Association atau PUTSA.
Peresmian PUTSA pada akhir Mei 2019 di D’Khayangan, Jababeka, tersebut dilakukan oleh Handa S. Abidin, Wakil Rektor Bidang Akademik, dan dihadiri oleh Hitu de Jesus dari Kedutaan Besar Timor Leste beserta staf.
Mahasiswa Timor Leste tercatat juga ikut berpartisipasi dalam lomba Imlek Festival pada pertengahan Februari beberapa tahun lalu. Salah satu bentuk kegiatan dalam festival ini adalah lomba menyanyi dan drama dengan menggunakan bahasa Mandarin.
“Lomba ini baik sekali karena mendorong kemampuan mahasiswa, termasuk saya, dalam berbahasa Mandarin,” kata Sandra Fatima Adelaide Pereira, salah satu mahasiswa Timor Leste yang mengikuti kelas bahasa Mandarin.
Saat ini tercatat ada ratusan mahasiswa asal Timor Leste yang kuliah di Presuniv. Mereka datang dari berbagai sekolah terbaik yang ada di Timor Leste, seperti St. Magdalena Canossa, San Pedro, St. Jude Thadeus International School, San Jose, Collegio De Santo Inacio De Lolola, dan Collegio Paulo.
Dalam kunjungannya kali ini juga dilakukan penandatanganan perpanjangan perjanjian kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak Timor Leste dengan Presuniv. Perpanjangan MoU yang berlaku untuk tahun 2023 hingga 2028 tersebut menyepakati beberapa hal.
Di antaranya, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Kebudayaan Timor Leste akan secara reguler mengirimkan siswa lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas-nya (SLTA) untuk melanjutkan pendidikannya di Presuniv melalui berbagai skema.
Baik pihak Timor Leste maupun Presuniv menilai positif perpanjangan perjanjian kesepahaman tersebut.
“Kami menyambut baik perpanjangan MoU ini. Kami selalu siap untuk berpartisipasi dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia dari Timor Leste.” pungkas Chairy.