Suara.com - Mengawali perdagangan pada pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya diselimuti awan kelabu lantaran dibuka pada zona merah, indeks terpantau turun ke level 6.856.
Mengutip data RTI, Rabu (22/2/2023) IHSG pada awal perdagangan terkoreksi 17 basis poin atau melemah 0,25 persen menuju level 6.856.
Nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp172 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.513 triliun. Selain itu, setidaknya ada 118 saham yang bergerak menguat dan 100 saham melemah. Sementara sisanya 305 stagnan.
Menurut NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research, pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi anjloknya Wall Street dan pengumuman risalah the Federal Reserve. Dari dalam negeri, asing kembali membukukan net sell pada perdagangan kemarin.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Terpeleset, Serok Saham yang Bikin Cuan Hari Ini
Wall Street membukukan kinerja terburuknya tahun ini, dengan ketiga indeks utama jatuh sekitar 2 persen, karena investor menafsirkan rebound dalam aktivitas bisnis AS pada Februari -sebagaimana tercermin dalam angka IMP Komposit Global S&P- yang bergerak ke wilayah ekspansif 50,2 sebagai indikator bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi.
Pada penutupan Wall Street semalam, Dow Jones Industrial Average turun 697,10 poin, atau 2,06 persen menjadi 33.129,59. Ini adalah penurunan terburuk indeks sejak 15 Desember, ketika Dow turun 2,3 persen. S&P 500 merosot 2,00 persen menjadi ditutup 3.997,34, menandai hari terburuk sejak 15 Desember, ketika indeks itu turun 2,5 persen.
Semua sektor berakhir lebih rendah, dengan saham konsumen mengalami penurunan terbesar sebesar 3,3 persen. Nasdaq Composit yang sarat teknologi melemah sebesar 2,50 persen, berakhir pada 11.492,30.