Indonesia Sampaikan 5 Pandangan Mengenai Dunia Kerja dalam KTT Pemerintah Dunia 2023

Rabu, 15 Februari 2023 | 14:42 WIB
Indonesia Sampaikan 5 Pandangan Mengenai Dunia Kerja dalam KTT Pemerintah Dunia 2023
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor (kanan) dalam Diskusi Panel KTT Pemerintah Dunia 2023, di Dubai, UEA, Selasa (14/2/2023). (Dok: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor mengatakan, perkembangan teknologi, demografi, lingkungan, dan globalisasi saat ini mempengaruhi permintaan keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerja. Oleh karena itu menjadi penting untuk menyediakan akses bagi individu untuk mengembangkan dan memperkuat keterampilan mereka.

"Investasi dalam pelatihan dan kapasitas pekerja, serta pembelajaran sepanjang hayat membantu mempersiapkan pekerja, terutama pekerja migran, kaum muda, perempuan, pekerja di perekonomian informal, dan penyandang disabilitas, untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan," kata Wamenaker mewakili Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah pada Diskusi Panel KTT Pemerintah Dunia 2023, di Dubai, UEA, Selasa (14/2/2023).

Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan menyampaikan 5 pandangannya untuk mengidentifikasi dan memastikan pasar tenaga kerja agar lebih resisten di masa depan, sehingga dapat menghadapi dunia kerja yang terus berubah.

Pertama, perlu terus berinvestasi dalam pekerjaan berkelanjutan dengan mempercepat pengembangan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat.

Baca Juga: Sekjen Kemnaker: BUMN Diharapkan Menjadi Pemeran Utama untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Kedua, perlu memastikan bahwa semua pekerja mendapatkan keuntungan dari proses pembangunan.

Dalam upaya tersebut, semua pihak harus mengembangkan kebijakan ketenagakerjaan yang dapat menanggapi dengan baik hak-hak pekerja maupun situasi global dan nasional yang selalu berubah. Kebijakan ini harus inklusif bagi semua pekerja, termasuk perempuan, pemuda, lansia, dan penyandang disabilitas.

Ketiga, perlu membangun pondasi yang kuat untuk perlindungan sosial dan pekerjaan.

Wamenaker mengatakan, perlindungan sosial dan ketenagakerjaan yang komprehensif, memadai, dan efektif merupakan pilar utama pertumbuhan inklusif. "Pekerja juga berkontribusi untuk memastikan pasar kerja yang berkelanjutan, adil, dan inklusif, serta mendorong ketahanan yang lebih besar di ekonomi kita," ucap Wamenaker.

Keempat, Pemerintah Indonesia terus mendukung UMKM sebagai Instrumen Penciptaan Lapangan Kerja.

Baca Juga: Butuh Loker? BPVP Bandung Barat Buka Pelatihan Berbasis Kompetensi Batch 2 Tahun 2023, Simak Alur Daftarnya

Wamenaker mengatakan, UMKM berkontribusi 90 persen terhadap aktivitas bisnis dan berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap penciptaan lapangan kerja di seluruh dunia. "Untuk itu, sangat penting untuk mempromosikan dan mendukung infrastruktur digital yang adil, berkualitas tinggi, terjangkau, dan inklusif untuk mendukung UMKM dalam membantu pertumbuhan bisnis mereka," ucap Wamenaker.

Terakhir, perlu memperkuat multilateralisme untuk mempromosikan agenda yang berpusat pada manusia.

"Suara semua negara, baik besar maupun kecil, maju maupun berkembang itu harus sama pentingnya. Itulah mengapa kita membutuhkan pembaruan multilateralisme yang sesuai dengan tujuan dan waktunya," ucap Wamenaker.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI