Suara.com - Kinerja keuangan kurang memuaskan harus dialami PT Indosat Tbk (ISAT), pasalnya emiten telekomunikasi ini membukukan penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang 2022.
Mengutip keterangan perseroan yang dimuat pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/2/2023) ISAT membukukan laba bersih sebesar Rp4,723 triliun ditahun 2022, atau turun 30 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai Rp6,75 triliun.
ISAT beralasan penurunan laba itu dipicu oleh pembengkakkan beban operasional, beban depresiasi dan amortisasi, serta biaya finansial, sebagai dampak dari penggabungan dua perusahaan, yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan.
Secara rinci pendapatan ISAT tercatat sebesar Rp46,752 triliun naik sebesar 48,9 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp31,388 triliun. Rincinya, pendapatan selular meningkat sebesar 58,4 persen menjadi Rp40,242 triliun yang ditopang peningkatan pendapatan Data, Jasa Nilai Tambah dan Interkoneksi yang diimbangi penurunan pendapatan Telepon, SMS dan Sewa Menara.
Baca Juga: Harta Low Tuck Kwong Terancam Tergerus Gegara Harga Batu Bara
Sedangkan pendapatan MIDI (Multimedia, Komunikasi Data, Internet) tumbuh sebesar 5,7 persen menjadi Rp5,725 triliun, yang didorong peningkatan pendapatan Layanan IT dan Internet Tetap.
Lalu, Pendapatan Telekomunikasi Tetap meningkat sebesar 36,3 persen menjadi Rp783,6 miliar yang dikontribusi oleh kenaikan pendapatan Telepon Internasional dan pendapatan Jaringan tetap.
Sayangnya, beban penyelenggaraan jasa bengkak 55,7 persen menjadi Rp21,149 triliun. Senasib, penyusutan dan amortisasi bengkak menjadi Rp13,703 triliun. Demikian juga dengan beban karyawan yang bengkak 72,4 persen menjadi Rp3,782 triliun.
Terlebih perseroan tidak lagi membukukan keuntungan bersih dari jual dan sewa balik menara. Pos ini pada tahun 2021 tercatat untung Rp6,017 triliun.
Selain itu, biaya keuangan bengkak 44,8 persen menjadi Rp4,345 triliun.Kian tertekan dengan beban pajak penghasilan yang naik 80,2 persen menjadi Rp1,165 triliun. Akibatnya, laba tahun berjalan amblas 21,7 persen menjadi Rp1,165 triliun.
Baca Juga: Apes, Gautam Adani Terdepak dari Jajaran 10 Orang Terkaya Dunia
Sementara itu, Total utang sebesar Rp21, 323 triliun. Sedangkan posisi kas sebesar Rp9,507 triliun. Sehingga utang bersih sebesar Rp11, 815 triliun.