Ambil Untung 2,5 Persen, Ongkos Haji Versi Garuda Indonesia Rp 33 Juta

Jum'at, 10 Februari 2023 | 13:47 WIB
Ambil Untung 2,5 Persen, Ongkos Haji Versi Garuda Indonesia Rp 33 Juta
Ilustrasi--Ibadah haji (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Garuda Indonesia (Persero) telah melakukan perhitungan untuk biaya transportasi pada penyelenggaraan haji. Diperkirakan ongkos transportasi haji mencapai Rp 33 juta.

Direktur Layanan dan Niaga Ade R Susardi menjelaskan, nilai ongkos itu tidak mutlak, bisa saja berkurang atau justru bertambah.

Biaya Rp 33 juta itu sudah mencakup biaya layanan maskapai, ditambah dengan biaya airport building charge dan passenger charge (PSC), dan juga margin keuntungan untuk Garuda Indonesia sebesar 2,5%.

"Kita bisa hitung direct dan indirect total costnya Rp 31,4 juta, kemudian untuk airport building service dan PSC itu sekitar Rp 1,1 juta. Kemudian margin 2,5% untuk kita, jadi sebesar itu lah komponen biaya airline," ujar Ade.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Heran Ada Kabar Maskapai Larang Pramugari Pakai Jilbab, Bos Garuda Bilang Begini

Dia memastikan, Kementerian Agama memperbolehkan maskapai untuk mendapatkan margin atau keuntungan dengan maksimal 3%. Dengan margin yang ditetapkan, maka Maskapai akan mendapatkan keuntungan Rp 815 ribu per penumpang.

Secara rinci, biaya ongkos layanan itu terdiri dari biaya langsung yang sebesar Rp 29,3 juta dan biaya tak langsung sebesar Rp 2,09 juta.

Biaya langsung itu lebih banyak untuk membayarkan biaya bahan bakar yang besarannya 40%, sisanya  biaya leasing pesawat, biaya jasa kebandarudaraan, biaya jasa navigasi, biaya jasa ground handling pesawat, biaya jasa catering atau penyediaan makanan selama penerbangan, biaya kru, dan juga biaya penjemputan jemaah dari asrama haji ke bandara.

Selanjutnya, biaya tidak langsung terdiri dari biaya penyediaan kru darat yang akan stand by di bandara, pelatihan kru, asuransi penerbangan bagi para jemaah, hingga biaya lain-lain.

"Intervensi pemerintah berkurang. Jadi kita gak terlalu mengatur masyarakat kita, tapi partisipasi masyarakat, kesadarannya yang perlu kita tingkatkan. Sama seperti influenza, atau DB (demam berdarah), kan pemerintah tidak intervensi ke kehidupan kita banyak," pungkas Ade.

Baca Juga: Biaya Haji Naik Jangan Panik, Arrum Haji Pegadaian Jadi Solusi untuk Wujudkan Niat Baik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI