Suara.com - Kinerja penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sepanjang tahun lalu mengalami kelesuan, pasalnya emiten dengan kode saham SIDO ini mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 12,3 persen menjadi Rp1,104 triliun dibanding tahun 2021 yang terbilang Rp1,26 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut turun ke level Rp36,82 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp42,28.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit emiten jamu itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/2/2023).
Rinciannya, penjualan menyusut 3,8 persen menjadi Rp3,865 triliun karena penjualan jamu herbal dan suplemen terkikis 2,2 persen menjadi Rp2,633 triliun.
Baca Juga: Emiten BINA Bidik Transaksi Mobile Rp2 Triliun Tahun Ini
Senasib, penjualan makanan dan minuman merosot 8,4 persen menjadi Rp1,089 triliun.
Walau beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 1,8 persen menjadi Rp1,702 triliun. Tapi laba kotor tetap turun 4,6 persen menjadi Rp2,162 triliun.
Sementara itu, total kewajiban berkurang 3,6 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp575,96 miliar.
Sedangkan ekuitas tumbuh 0,97 persen menjadi Rp3,505 triliun.
Baca Juga: Jelang Akhir Pekan IHSG Bergerak Lesu Darah, Ambles 0,76 Persen