Suara.com - Klub Liga Inggris Manchester City tengah jadi sorotan publik. Pasalnya, Klub asuhan Pep Guardiola itu dituding melakukan pelanggar dengan memoles laporan keuangannya.
Polesan laporan keuangan klub milik Sheikh Mansour ini begini apik. Karena dirinya menggunakan perusahaan bodong, untuk alih-alih sebagai sponsor Manchester City.
Dengan kata lain, perusahaan yang menjadi sponsor Manchester City hanya akal-akalan Sheik Mansour untuk memutar uangnya.
Orang menganggap perusahaan bodong mengeluarkan dana besar untuk mensponsori Manchester City, padahal dana sponsor tersebut berasal dari kantong sendiri Sheikh Mansour.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tahun Ini Diprediksi Bakal Tersendat, BBM Naik Jadi Biang Kusut
Adapun berikut perusahaan-perusahaan bodong sponsor Manchester City:
Wega
Berdasarkan catatan Suara.com, Wega menjadi sponsor Manchester City pada 2015. Namun, temuan Off The Pitch, Wega bukan perusahaan besar, bahkan tidak memiliki kantor, staf, hingga produk.
Selain itu, Wega mencantumkan biodata perusahaan dengan alamat di Swiss, tapi nomor teleponnya tidak aktif sama sekali. Karyawan pun setelah ditelusuri di LinkedIn tidak ditemukan staf perusahaan.
ADUG
Baca Juga: Kementerian BUMN Akselerasi Transformasi Usung Ekonomi Hijau
ADUG merupakan singkatan dari Abu Dhabi United Group yang fungsinya sebagai perusahaan pencari sponsor buat Manchester City. Dan, ADUG pun berhasil mendapatkan sponsor dari maskapai asal Dubai Etihad Airways.
Namun nyatanya, tidak semua dana sponsor dibayarkan oleh Etihad. Mayoritas dana sponsor lagi-lagi keluar dari kantong Sheikh Mansour sendiri.
3Keys
Perusahaan kripti 3Keys sempat masuk jajaran sponsor Manchester City. Namun, perusahaan itu juga dianggap bodong karena tidak memiliki jejak digital dan bahkan mungkin tidak memiliki pejabat.
Mengomentari kesepakatan 3Keys dengan City sebelumnya, Shaf Sohail, direktur asosiasi di Forensic Risks Alliance, menyatakan dirinya terkejut bahwa The Citizen bisa terjebak kendati dikenal sebagai klub yang dikelola sangat baik.
“Ini menimbulkan pertanyaan bahwa jika Man City tidak cukup canggih untuk memeriksa dengan benar dengan siapa mereka bekerja sama, lalu siapa yang bisa?” tanya Shaf Sohail.