Suara.com - Perusahaan penyediaan tempat kerja atau lebih dikenal Coworking Space, CoHive resmi bangkrut. Kondisi itu, setelah CoHive dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Seperti dilihat dari situs resmi, CoHive resmi tutup per 18 Januari 2023.
Dikutip DealStreetAsia, Manajemen ungkap masalah pandemi, ketersediaan kantor, hingga masalah pendanaan jadi penyebab CoHive bangkrut.
"Meski telah bekerja keras mencari solusi, kita tak lagi bisa bertahan," tulis CoHive dalam pesan di situsnya yang dikutip. Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: Ekonomi RI Tembus 5,31 Persen, Sri Mulyani Ucap Alhamdulillah
Manajemen CoHive juga sempat mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para investor, tim, hingga pemilik properti, karena selama ini telah mendukung kelangsungan bisnis.
Untuk diketahui, CoHive didirikan pada 2015 sebagai EV Hive oleh firma modal ventura yang berfokus di Asia Tenggara, East Ventures. Pada 2017, terdapat manajemen baru yang dipimpin oleh Carlson Lau, Jason Lee, dan Ethan Choi dan berganti nama menjadi CoHive pada 2019.
Bisnis yang ditawarkan CoHive memang menarik untuk para startup, di mana tidak perlu menyewa gedung besar dan cukup dengan ruang kecil bisa untuk bekerja.
Namun, angka permintaan ruang kerja itu menurun sejak pandemi Covid-19 melanda.
Untuk diketahui, sebelum CoHive, Startup Tanihub juga tengah menghadapi gugatan PKPU. Selain itu, perusahaan e-commerce JD.ID juga memutuskan untuk tutup April 2023.
Baca Juga: Tahun Politik Justru Berkah Buat Ekonomi Indonesia