Suara.com - Pemerintah berencana membangun kabel listrik bawah laut. kabel listrik bawah laut itu akan menyambungkan lima area utama kelistrikan di Indonesia atau yang dikenal dengan istilah Jaringan Listrik Supergrid Nusantara.
Dengan adanya interkoneksi jaringan listrik Supergrid, sumber-sumber energi baru terbarukkan (EBT) yang tersebar dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga bauran energi nasional berbasis EBT dapat meningkat.
"Kita akan membuat apa yang dinamakan nasional super grid atau super grid karena kita negara kepulauan yang teridri 17.000 atau 18.000 pulau yang pada saatnya akan kita hubungkan dengan kabel listrik bawah laut,"ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana yang dikutip di Jakarta, Minggu (5/2/2023).
Dicontohkan Rida, pembangunan Supergrid mirip seperti jaringan kabel Telkom yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia melalui kabel bawah laut.
Baca Juga: Siapin Duit Ya, Kementerian ESDM Kaji Tarif Listrik Non Subsidi Buat April
"Supergrid itu seperti halnya sekarang kita yang sudah terhubung dengan kabel Telkom seluruh Indonesia, sampai kecamatan manapun sudah terhubung. Itu akibat adanya kabel Telkom bawah laut. Kita juga akan menghubungkan antar pulau dengan kabel listrik seperti halnya Telkom," jelas Rida.
Rida memastikan pembangunan Supergrid akan diwujudkan untuk menyalurkan listrik dari satu titik ke titik yang lain untuk mengoptimalkan sumber-sumber listrik EBT tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia dari Papua hingga Aceh.
"Insha Allah super grid ini akan diwujudkan untuk menyalurkan listrik dari satu titik ke titik yang lain karena sumber-sumber energi terbarukkan itu tersebar di seluruh Indonesia dari mulai Papua sampai ke Aceh itu ada sementara yang menggunakannya ada di Pulau Jawa, makanya listriknya harus diangkut," imbuh Rida.
Pembangunan super Grid sebagai solusi pemerataan listrik berbasis EBT sebelumnya pernah diungkapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif diacara BloombergNEF Summit 2022 bertajuk 'Indonesia's Sustainable Energy Transition Ambition' di Nusa Dua, Bali tahun lalu.
Saat ini Menteri Arifin menegaskan hal yang sama bahwa dengan super grid adalah salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat karena banyak menggunakan pembangkit berbahan dasar dari EBT. Hal itu didukung pula bahwa isu global terkini adalah terkait dengan green industry yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbon.
Baca Juga: Harga Pertalite Belum Ada Sinyal Turun Meski Minyak Dunia Melemah dan Rupiah Menguat
Sebagai informasi, ide pembangunan Supergrid Nusantara digagas oleh Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) almarhum Pekik Argo Dahono.
Saat itu, Pekik mengungkapkan gagasannya untuk menghubungkan jaringan listrik dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua. Karena Pekik melihat bahwa potensi EBT kita tidak merata dan jauh dari permintaan. Salah satu syarat mengembangkan EBT adalah dengan transmisi. Jadi interkoneksi transmisi sangat diperlukan.