Suara.com - Bendungan Tamblang, Bali telah diresmikan Presiden Joko Widodo yang ditandai secara simbolis dengan prosesi penekanan tombol switch on sebagai tanda pembukaan pintu bendungan dan penandatanganan prasasti.
Namun, ternyata Bendungan Tamblang ini menggunakan teknologi berbeda dalam pembangunan sebuah bendungan. PT PP (Persero) Tbk sebagai konstruktor menggunakan teknologi inti aspal sebagai inti atau core untuk membangun bendungan tamblang.
Teknologi ini merupakan yang pertama kali di Asia dan Indonesia dalam membangun sebuah bendungan.
"Biasanya dalam pembangunan bendungan menggunakan inti clay," ujar Direktur Utama PTPP Novel Arsyad di Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Baca Juga: Sepanjang 2022, SMGR Gelontorkan Rp5,4 Miliar Untuk Perbaiki Infrastruktur Desa
Menurut dia, pemilihan inti aspal bertujuan agar bendungan ini dapat kedap air, tahan gempa, dan memiliki efisiensi yang relatif lebih tinggi terhadap penggunaan material urugan.
Adapun, Bendungan Tamblang yang berubah nama menjadi Bendungan Danu Kerti Buleleng merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki total nilai kontrak sebesar Rp 820 miliar.
Pembangunan bendungan yang dimulai sejak akhir tahun 2018 tersebut dikerjakan oleh KSO PTPP-Adijaya dengan masa pelaksanaan selama 1.460 hari kalender dan masa pemeliharaan selama 365 hari kalender.
Bendungan Tamblang memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 5,1 juta meter kubik dengan luas genangan 29,86 hektare.
Baca Juga: Menhub Minta Jajarannya Tak Main-main Garap Proyek Infrastruktur, Harus Dibutuhkan Masyarakat