Suara.com - Investasi sekaligus asuransi kerap kali menggiurkan bagi sebagian orang. Tak sedikit orang yang berminat ikut asuransi dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan finansial di masa yang akan datang.
Namun ternyata tak semua orang beruntung ketika ikut asuransi. Ada juga yang akhirnya merugi dan bahkan kehilangan semua uangnya. Sebab beberapa waktu belakangan ini marak kasus perusahaan asuransi yang mengalami gagal bayar sehingga memakan korban.
Salah satu korban asuransi gagal bayar itu adalah Christian yang merupakan warga Pantai Indah Kapuk. Apes bagi Christian, ia menjadi korban tiga perusahaan sekaligus, yakni Koperasi SImpan Pinjam (KSP) Indosurya, Wanaartha Life dan Kresna Life.
Alih-alih mendapatkan untung, Christian mengaku malah merugi hingga Rp7 miliar. Uangnya senilai Rp3 miliar menguap di Indosurya.
Baca Juga: Waduh, Indonesia Menjadi 'Lahan Basah' Praktek Kejahatan Keuangan
Hal yang sama juga ia alami di Wanaartha Life dan Kresna Life, di mana masing-masing uangnya hilang dan tak kembali.
Seperti apa cerita Christian bisa kehilangan uang sebesar itu? Berikut ulasannya.
Berkenalan dengan Indosurya
Christian mengaku pertama kali ditawari produk deposito Indosurya pada pertengahan 2018. Ketika itu ia tertarik dengan bunga yang tawarkan, yakni sebesar 9 hingga 10 persen.
Ia memutuskan untuk mengambil produk deposito itu, meski ia mengakui kalau bunga tersebut tak masuk akal.
Baca Juga: Waspada, Ada 13 Perusahaan Asuransi yang Masuk Pengawasan Khusus
"Kalau sudah bunga di atas 10% itu saya juga tidak berani ikut," kata Christian kepada awak media.
Namun ia mengaku yakin karena Indosurya sudah memiliki jaringan grup bisnis yang luas. Hal lain yang membuatnya yakin adalah marketing Indosurya yang menyatakan siap pasang badan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun malang baginya, pada Februari 2020, Indosurya mengalami gagal bayar. Dan hingga kini dana miliknya sebesar Rp3 miliar masih belum jelas pengembaliannya.
Tergiur janji Wanaartha Life
Sebelum bergabung dengan Indosurya, ternyata Christian telah lebih dulu bergabung dengan Wanaartha Life pada 2017. Ketika itu ia mengaku tertarik dengan produk asuransi jiwa yang menawarkan fix rate.
Christian semakin yakin ketika mengetahui kalau Wanaartha terdaftar di OJK.
“Untuk laporan keuangan juga setiap tahun sebelum perpanjangan saya cek,” tuturnya.
RBC atau tingkat keamanan finansial atau kesehatan keuangan Wanaartha Life saat itu juga terbilang bagus. Namun naas tak bisa ditolak, pada 2020, perusahaan asuransi itu tersandung gagal bayar.
Lalu pada 2022, lanjut Christian, Wanaartha Life mengeluarkan laporan keuangan yang diduga telah dimanipulasi sejak 2012.
Neraca keuangannya menjadi tidak sehat, karena tagihan pemegang polis sebesar Ro15 triliun, sementara asset yang dimiliki Wanaartha hanya Rp3 triliun.
"Asetnya pun sedang disita Kejaksaaan Agung karena terlibat skandal Jiwasraya," tuturnya.
Kepincut Kresna Life
Pada 2017, Christian juga kepincut membeli produk Kresna Life karena dinilainya resmi dan ada izin dari OJK sehingga keuangan perusahaan itu terbilang sehat.
Namun ternyata produk K-Lita yang dijual Kresna Life merupakan unit link, tapi hasil investasinya dijaminkan seperti fix rate. Hal inilah yang diduga menjadi sumber masalah, karena terjadi penyesuaian perhitungan RBC.
Namun, menurut Christian, kondisi di Kresna Life masih lebih baik dibanding Indosurya dan Wanaartha. Ia mengaku klaimnya masih dibayar sehingga bisa menutup biaya berobat anggota keluarganya yang sakit keras.
Karena itu, ia berharap otoritas membuka blokir, terutama rekening nasabah dengan kasus yang genting, seperti butuh biaya pengobatan.
"Apakah otoritas mau bertanggung jawab jika saya sampai tidak bisa mengobati keluarga yang sakit keras?" tanya Christian.
Kontributor : Damayanti Kahyangan