Optimistis Tangkap Peluang, Bank Mandiri Dorong Keran Investasi Melalui MIF 2023

Rabu, 01 Februari 2023 | 13:07 WIB
Optimistis Tangkap Peluang, Bank Mandiri Dorong Keran Investasi Melalui MIF 2023
Optimistis Tangkap Peluang, Bank Mandiri Dorong Keran Investasi Melalui MIF 2023. (Dok: Bank Mandiri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun ini, Indonesia menghadapi tantangan baru yaitu risiko terjadinya resesi global dan perlambatan ekonomi global akibat tingginya inflasi dan suku bunga sebagai dampak dari meningkatnya ketegangan geopolitik dan pemulihan ekonomi dunia yang tidak imbang. Namun optimism harus tetap dijaga dengan terus mencari peluang untuk tetap tumbuh.

MIF 2023, mengangkat tema ‘Prevailing Over Turbulence’ sejalan dengan optimisme Indonesia untuk tetap tumbuh kuat dan mampu mengarungi berbagai tantangan di tengah turbulensi ekonomi global saat ini.

Mandiri Investment Forum merupakan forum Investasi tahunan terbesar yang mengusung tema Prevailing Over the Turbulence ini merupakan hasil kolaborasi Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas yang disokong oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dimana tahun ini merupakan edisi ke-12 penyelenggaraan MIF. Forum ini diikuti lebih dari 20 ribu peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk lebih dari 8500 investor asing yang akan turut menghadiri MIF 2023 yang kali ini kembali dilakukan secara hybrid.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan, kita harus menghadapi tantangan baru ini dengan kewaspadaan yang tinggi. Langkah langkah antisipasi dan mitigasi risiko harus disiapkan. Namun kita tetap harus optimis. Ekonomi Indonesia ditopang oleh berbagai peluang pertumbuhan baik dari berbagai sektor potensial antara lain seperti konsumsi, pariwisata, dan industri hilirisasi.

“Komitmen kita untuk hilirisasi telah membuahkan hasil. Di tahun 2022, nilai ekspor produk turunan nikel seperti ferro-nikel, dan stainless steel meningkat hingga 40 kali lipat dari yang sebelumnya Indonesia hanya mengekspor nikel dalam bentuk bijih. Selain itu, nilai tambah yang diberikan dari mengolah bijih nikel menjadi ferro-nikel mencapai 14 kali lipat. Sedangkan, pengolahan dari bijih nikel menjadi stainless steel mampu memberikan nilai tambah hingga 19 kali lipat,” jelas Jokowi.

Jokowi mengatakan, pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah menjadi penarik kenapa calon investor mau berinvestasi. Selain itu, beberapa hal yang mendukung investasi masuk ke Indonesia. Seperti stabilitas politik dan keamanan, fundamental ekonomi negara Indonesia yang dianggap baik, serta kepemimpinan Indonesia dalam G20 dan sekarang menjadi Ketua ASEAN.

“Kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kita adalah konsumsi dan investasi. Karena itu, investasi harus dijaga. Undang korporasi-korporasi masuk ke Indonesia. Hilirisasi menjadi kunci. Konsistensi itu menjadi kunci,” tegas Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi mengajak seluruh yang hadir, terutama dari kalangan perbankan memberi kemudahan penyaluran kredit kepada investasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Seperti pembuatan smelter, yang memberikan keuntungan bagi negara sekaligus bagi perbankan. Tidak ketinggalan, Jokowi mengajak semua pihak optimis Indonesia akan menjadi negara maju, dengan syarat tidak perlu takut dan tidak boleh menengok kebelakang.

Jokowi menceritakan bahwa dirinya sempat bertanya kepada Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi berapa realisasi kredit dan laba perusahaan pelat merah itu pada 2022. Jokowi mengapresiasi kinerja bank Mandiri yang solid sepanjang 2022.

Baca Juga: MD Pictures Berkolaborasi dengan Bank Mandiri Hadirkan Livin di Desa Penari

“Harus kita apresiasi Bank Mandiri yang bisa menyalurkan kredit tumbuh 14,9% dan keuntungan perusahaan yang Rp 41 triliun," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI