Suara.com - Harga jual Pertalite yang saat ini dibandrol Rp10.000/liter tampaknya bukan harga keekonomian yang sesuai, meski harga minyak dunia terus berangsur turun.
Maka dari itu kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menurunkan harga jual Pertalite saat ini.
"Harga (minyak dunia) yang kemarin turun agak rendah itu ternyata kalau kami cek masih ada di sekitar Rp1.000 berapa gitu (selisihnya) dengan harga pertalite yang saat ini (Rp10 ribu per liter)," kata Tutuka dalam Konferensi Persnya dikutip Selasa (31/1/2023).
Sehingga kata Tutuka, harga jual Pertalite seharusnya mengalami kenaikan Rp1.000/liter jika mengacu hitung-hitungan harga minyak dunia sat ini.
Baca Juga: Harga Pertalite Belum Ada Sinyal Turun Meski Minyak Dunia Melemah dan Rupiah Menguat
"Jadi harga keekonomiannya masih lebih tinggi Rp11 ribu. Jadi kami tidak mengubah harga pertalite yang disubsidi tadi," imbuhnya.
Meski begitu, Tutuka tidak menutup kemungkinan bahwa pemerintah akan menurunkan harga pertalite di masa mendatang. Hanya saja semua bergantung dengan kondisi pergerakan harga minyak dunia.
Ia menegaskan Kementerian ESDM, khususnya di Ditjen Migas, terus melihat perkembangan harga minyak dunia. Alih-alih turun, Tutuka menyebut harga minyak dunia akhir-akhir ini cenderung naik kembali.
"Nanti kalau ada terjadi perubahan ke bawah, kami akan evaluasi, kalau memang harga minyak turun betul. Kalau kami lihat harga minyak itu peak lagi, naik lagi sekarang. Jadi kami belum ubah karena kondisinya memang belum, masih di atas harga keekonomian pertalite saat ini yang disubsidi," paparnya.
Harga jual Pertalite yang saat ini dibandrol Rp10.000/liter tampaknya bukan harga keekonomian yang sesuai, meski harga minyak dunia terus berangsur turun.
Baca Juga: Harga Emas Hitam Masih Kinclong, Ekspor Batu Bara Digeber 500 Juta Ton Tahun Ini
Maka dari itu kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menurunkan harga jual Pertalite saat ini.
"Harga (minyak dunia) yang kemarin turun agak rendah itu ternyata kalau kami cek masih ada di sekitar Rp1.000 berapa gitu (selisihnya) dengan harga pertalite yang saat ini (Rp10 ribu per liter)," kata Tutuka dalam Konferensi Persnya dikutip Selasa (31/1/2023).
Sehingga kata Tutuka, harga jual Pertalite seharusnya mengalami kenaikan Rp1.000/liter jika mengacu hitung-hitungan harga minyak dunia sat ini.
"Jadi harga keekonomiannya masih lebih tinggi Rp11 ribu. Jadi kami tidak mengubah harga pertalite yang disubsidi tadi," imbuhnya.
Meski begitu, Tutuka tidak menutup kemungkinan bahwa pemerintah akan menurunkan harga pertalite di masa mendatang. Hanya saja semua bergantung dengan kondisi pergerakan harga minyak dunia.
Ia menegaskan Kementerian ESDM, khususnya di Ditjen Migas, terus melihat perkembangan harga minyak dunia. Alih-alih turun, Tutuka menyebut harga minyak dunia akhir-akhir ini cenderung naik kembali.
"Nanti kalau ada terjadi perubahan ke bawah, kami akan evaluasi, kalau memang harga minyak turun betul. Kalau kami lihat harga minyak itu peak lagi, naik lagi sekarang. Jadi kami belum ubah karena kondisinya memang belum, masih di atas harga keekonomian pertalite saat ini yang disubsidi," paparnya.