Suara.com - IBM Corp perusahaan komputer asal Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 3.900 karyawannya, ini sekitar 1,5 persen dari jumlah karyawan globalnya yang mencapai 260 ribu orang.
PHK massal ini terkait pemisahan bisnis Kyndryl, serta bagian dari unit AI, Watson Health, yang menimbulkan biaya US$300 juta selama periode Januari hingga Maret.
CFO IBM James Kavanaugh mengatakan perusahaan masih berkomitmen untuk merekrut untuk divisi R&D untuk kebutuhan klien.
Kabar PHK ini membuat saham IBM turun 2 persen. Analis menyebut para investor mengharapkan langkah-langkah pemotongan biaya yang lebih dalam.
Baca Juga: Produsen Mainan Transformers Bakal PHK 1.000 Karyawan
"Tampaknya pasar kecewa dengan besarnya PHK yang diumumkan, yang hanya berjumlah 1,5 persen dari tenaga kerjanya," kata analis senior Investing.com Jesse Cohen kepada Channel News Asia yang dikutip Jumat (27/1/2023).
Arus kas IBM pada 2022 sebesar US$9,3 miliar. Angka ini di bawah target perusahaan yakni US$10 miliar.
Perusahaan juga memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahunan akan konstan karena turunnya permintaan. Belum lagi, kekhawatiran klien yang akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.
Pertumbuhan bisnis perangkat lunak dan konsultasi IBM melambat secara berurutan pada kuartal keempat 2022.
Baca Juga: Hadapi Lonjakan PHK, Kemnaker Pertemukan Pencari Kerja dan Pelaku Industri