Suara.com - Hadirnya teknologi metaverse dan NFT membuat perkembangan teknologi blockchain berkembang sangat masif di Indonesia. Karenanya, menjadi penting saat ini untuk hadir sebuah pusat riset dan inovasi blockchain dan metaverse di Indonesia. Tujuannya, agar terbangun ekosistem teknologi blockchain dan metaverse yang baik di Indonesia.
Melihat kondisi itu, President University, PT Jababeka Tbk, dan Ambassador & CEO Club sepakat membuat sebuah pusat riset dan inovasi dan metaverse di Indonesia bernama Indonesia Blockchain & Metaverse Center (IBMC). Adapun peluncuran IBMC dilakukan berlangsung di President Lounge, Menara Batavia- Jakarta.
"President University bersama dengan PT Jababeka Tbk membuat fasilitas yang disebut Fabrication Laboratory atau Fablab pada April 2021 lalu. Di mana fasilitas ini ditujukan untuk menjadi pusat pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk terkait implementasi industri 4.0. Teknologi blockchain merupakan bagian dari teknologi industry 4.0, sehingga, hadirnya IBMC dan Fablab bisa saling bersinergi dan saling menguatkan terkait pengembangan blockchain di (Kawasan) Jababeka,” kata Agus Canny mewakili President University.
Sinergitas antara IBMC dan Fablab sangat mungkin bisa terjalin, menurut Agus Canny, karena Jababeka sendiri tahun 2022 telah meluncurkan Correctio, sebuah area yang terinspirasi Silicon Valley di San Francisco- Amerika Serikat. Di mana bisa menjadi magnet keberlangsungan startup serta berpotensi digunakan oleh lebih 2000 tenant dari 30 negara yang menempati Kawasan Industri Jababeka-Cikarang.
Baca Juga: Perhutani Gunakan Metaverse Buat Perkuat Bisnis
Sementara itu, optimisme akan berkembangnya IBMC juga disampaikan oleh Grace Sabandar selaku pendiri Ambassador & CEO Club.
“Kami antusias mengembangkan IBMC bersama President University, dan Jababeka. IBMC ini diharapkan bisa menjembatani blockchain dan metaverse ke industri konvensional, dengan memperhatikan kepentingan industri itu sendiri dan pemerintah sebagai regulator. Kami juga akan kerja sama dengan beberapa negara dengan bantuan para Duta Besar asing yang bertugas di Indonesia," ucapnya.
Lantas, proyek apa yang akan dilakukan oleh IBMC dalam waktu dekat? Tuhu Nugraha selaku Executive Director IBMC menyampaikan bahwa pihaknya sudah punya rencana jangka pendek dalam mengembangkan IBCM, yaitu membangun sinergi atau kolaborasi dengan para stakeholder sehingga muncul kegiatan bersama, berupa event series, yang dimulai dengan akan diselenggarakannya Global Blockchain & Metaverse 2023. Menurut Tuhu, ini kunci penting agar kehadiran IBMC punya peran signifikan terkait pengembangan teknologi blockchain dan metaverse di Indonesia.
“Dalam waktu dekat kami akan berkolaborasi dengan banyak pihak yang akan menjadi mitra strategis dan mitra komunitas yang sudah dan akan kami dekati. Mitra Strategis ini berasal dari unsur pemerintah, akademisi, bisnis, media dan komunitas. Komunitas bisnis dan masyarakat yang menjadi mitra kami juga, tidak hanya berasal dari komunitas blockchain dan metaverse saja. Tapi juga dari berbagai komunitas yang bisa memanfaatkan teknologi ini. Kami juga akan dibantu banyak pihak yang akan menjadi advisor kami," ungkap Tuhu didepan awak media.
Bahkan, IBMC dapat dukungan penuh juga oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) – yang sebelumnya sudah menjadi mitra strategis Jababeka, untuk menjadikan IBMC sebagai pusat data terlengkap terkait ekosistem teknologi blockchain dan metaverse di Indonesia dan negara berkembang. Di mana, tujuan akhirnya ialah agar IBMC bisa menjadi pusat inovasi, potensi pengembangan dan mitigasi risiko terkait blockchain dan metaverse yang komprehensif.
Baca Juga: Catat Tanggalnya, NCT 127 Akan Gelar Konser Virtual Pertama Bersama Roblox