Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, memimpin rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes. Kedua kabupaten itu masuk daftar 10 daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Jateng.
Ada sejumlah indikator yang membuat kemiskinan ekstrem di Pemalang dan Brebes tinggi, seperti pengangguran, lapangan kerja, sumber listrik dan air bersih, rumah tidak layak huni hingga tingginya kasus stunting.
Sebagai pemangku kebijakan tertinggi di Jateng, Ganjar pun mengajak jajaran bupati, camat dan kades untuk segera melakukan intervensi guna menanggulangi kemiskinan ekstrem.
"Kondisi riilnya perlu intervensi, yang sudah diprogramkan dan belum. Yang sudah diprogramkan, sumber keuangannya dari mana, yang belum kita carikan. Apakah menggunakan CSR, BAZNAS, sumbangan," ujar Ganjar.
Adapun tingkat kemiskinan di Kabupaten Pemalang pada tahun 2022 mencapai 15,02 persen atau sekitar 195.480 penduduk. Angka itu turun dari tahun 2021 yang sebesar 16,56 persen.
Sementara angka kemiskinan Kabupaten Brebes yaitu 16,05 persen atau 28.395 orang miskin ekstrem tahun 2022 atau turun dari tahun 2021 yang mencapai 17 persen lebih.
Untuk mengurangi itu, Ganjar mengarahkan jajaran pemkab, camat dan kades Pemalang dan Brebes untuk berkolaborasi berperan aktif dalam melakukan pendataan jumlah penduduk kemiskinan ekstrem. Ganjar juga menargetkan kemiskinan hingga 0 persen pada tahun 2024 mendatang.
"Kalau kemiskinan ekstrem diukur pengeluaran mereka Rp400 ribu, bagaimana agar mereka pengeluarannya lebih dari itu. Sehingga dari indikator akan memungkinkan. Hasil analisis sementara kita mereka tidak bekerja, maka mereka butuh pekerjaan," jelas Ganjar.
Upaya hilirisasi juga dilakukan Ganjar dengan mengajak perusaahan untuk menyediakan lapangan pekerjaan, bagi usia produktif pengangguran yang kondisi perekonomiannya masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: Isu Maju Pilpres 2024 Bersama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto: Banyak Kemungkinan
Melalui sekolah gratis di SMK Jateng gagasan Ganjar yang kini berjumlah 18 sekolah, diharapkan anak yang bersekolah di sana bisa mengasah kemampuan dan memiliki ijazah, sehingga perusahaan akan lebih banyak menyerap tenaga kerja lokal.
"Perusahaan ini kita ajak mereka bekerja sama menerima mereka-mereka yang tidak bekerja dan dalam kemiskinan ekstrem. Lalu sekolah, mereka yang membutuhkan sekolah rata-rata," kata Ganjar.
"Mudah-mudahan dari SMK Jateng sekarang ada 18, mereka bisa kita titipkan ke sana tentunya dengan kebijakan. Harapan kita mereka bisa sekolah, terus nanti indikator kemiskinannya akan bisa kita selesaikan," lanjut Ganjar.
Beragam strategi lain juga dilakukan Ganjar untuk mengurangi angka kemiskinan di Jateng. Seperti melalui program Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang kini nominal bantuannya ditambah hingga Rp4 juta lebih. Selain itu, ada juga program rumah tidak layak huni (RTLH) yang kini sudah mencapai jutaan unit hingga bantuan jambanisasi.
Sebagai informasi, Ganjar juga memberikan bantuan pemasangan listrik untuk 517 rumah dan 4 unit digester biogas di Pemalang senilai Rp420 juta. Lalu di Brebes, Ganjar menyalurkan pemasangan listrik gratis untuk 934 rumah dan 3 unit digester biogas seharga Rp1,2 miliar.