Suara.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Rosdiana Sijabat menanggapi hasil rilis survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut tingkat kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami peningkatan salahsatunya seiring dengan peningkatan persepsi pada aspek ekonomi.
Rosdiana mengatakan tingginya tingkat kepuasan itu karena Presiden Jokowi dan jajaran menterinya dinilai mampu mengelola ekonomi dengan baik, meski di tengah situasi krisis global.
"Pemerintah kita, tim ekonomi kementerian tentu ini semua di nahkodai oleh Pak Jokowi itu mampu membuat perekonomian kita ini tidak menakutkan seperti perekonomian negara maju yang terjadi di beberapa negara yang bisa dikatakan sekarang ada ketakutan ketakutan karena inflasi yang tinggi suku bunga yang tinggi kemudian pertumbuhan ekonomi yang menurun dan beberapa mungkin juga khawatirkan sampai ke negatif," ujar Rosdiana, Selasa, (24/1/2023).
"Di bawah kepemimpinan Pak Jokowi terutama memang mungkin di beberapa kuartal terakhir kita melihat bagaimana pemerintah terus berupaya, baru selesai covid di tengah-tengah ada banyak ketidakpastian ekonomi secara global. Saya kira (survei) sesuatu cerminan bagaimana publik mengapresiasi kinerja kementerian dan juga kinerja dari Pak Jokowi," imbuh Rosdiana.
Namun, Rosdiana meminta pemerintah tetap harus waspada, dia menerangkan situasi ekonomi global akan semakin penuh dengan tantangan yang perlu dikelola dengan baik seperti guncangan inflasi yang cenderung tinggi di negara-negara maju.
"Ada banyak tantangan juga mungkin yang bisa kita lihat bahwa ketika terjadi inflasi yang cenderung tinggi di negara maju kita tahu bahkan negara-negara seperti di Eropa Amerika serikat Inggris itu di atas 10%, kemudian di kawasan ASEAN juga banyak negara seperti Laos misalkan inflasinya 2 digit," terangnya.
Sementara situasi dalam negeri, kata Rosdiana pemerintah perlu mengantisipasi efek domino dan mencegah gelombang PHK dari beberapa sektor usaha imbas dari turunnya permintaan global.
"Apakah pemerintah akan bisa mempertahankan dan segera mengatasi supaya tidak terjadi efek domino dari PHK massal di sektor startup atau juga sektor manufaktur ini tidak mudah bagi pemerintah di tengah-tengah turunnya permintaan global terhadap produk-produk sektor manufaktur termasuk dari Indonesia," paparnya.
Selain itu kata Rosdiana, melihat hasil survei dari LSI tersebut menunjukkan bahwa publik masih menaruh harapan yang begitu tinggi terhadap kemampuan pemerintah untuk mengelola perekonomian kita dengan baik terutama di tahun 2023 ini.
Baca Juga: Terkait Usulan Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa, Jokowi: Silakan Disampaikan kepada DPR RI
"Meskipun kita tahu kita tidak bisa lari dari itu (krisis global) tetapi penting sekali untuk membangun trust yang positif terhadap kepemimpinan Pak Jokowi, saya kira itu momentum yang terus perlu dibangun di tengah-tengah ada beberapa masalah-masalah isu-isu ekonomi yang di dalam negeri yang kita lihat saat ini juga menjadi bagian dari dampak pelemahan kinerja global," ucap Rosdiana.
Sebelumnya Direktur LSI Djayadi Hanan menyampaikan dalam tiga bulan terakhir tingkat kepuasan mengalami peningkatan yang sebelumnya 62,6 persen pada September 2022, naik menjadi 76,2 persen pada Januari 2023.
"Sejak tiga bulan terakhir, kinerja Presiden mengalami peningkatan dalam persepsi positif masyarakat dari 62,6 persen pada September 2022 menjadi sekarang 76,2 persen. Kalau kita lihat tiga bulan terakhir, peningkatannya cukup signifikan," kata Djayadi.
Djayadi merinci hasil persentase yang diperoleh, dimana 76,2% tersebut terdiri atas 18,7% sangat puas, dan 57,5% cukup puas. Sementara itu, sebanyak 14,8% responden lainnya menyatakan kurang puas terhadap kinerja Jokowi, 5,7% tidak puas, dan 3,3% tidak tahu atau tidak menjawab.