Suara.com - Perum Bulog menyatakan harga beras masih tetap tinggi kendati operasi pasar telah dilakukan. Setelah ini benarkah pemerintah akan membuat kebijakan agar harga beras bakal anjlok?
Pasalnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan harga beras tinggi di pasaran. Dia menduga, ada mafia beras yang mencoba mengambil keuntungan dari penjualan. Padahal, Bulog juga telah menyalurkan ratusan ribu ton beras impor.
Budi menambahkan Bulog tak mungkin memainkan harga beras di pasaran. Pasalnya, lembaga ini bertugas untuk memastikan pengadaan cadangan beras pemerintah alih-alih untuk mencari keuntungan.
CBP inilah yang digunakan untuk program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH), termasuk operasi pasar. Menghadapi fakta ini, benarkah ke depan harga beras bakal anjlok?
Baca Juga: Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2023, Bulog Pastikan Stok Beras Aman
Untuk diketahui, Bulog melepas harga beras dalam operasi pasar dengan harga Rp8.300 per kilogram. Dengan demikian, patokan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kg. Namun, dalam operasi pasar tersebut, Budi mendapatkan laporan bahwa sejumlah pedagang mendapatkan beras dengan membayar di atas harga maksimal. Imbasnya, para pedagang juga melepas beras dengan harga lebih tinggi ke konsumen.
Namun demikian, Budi sempat melontarkan pernyataan bahwa harga beras diprediksi bakal anjlok setidaknya dalam lima hari ke depan. "Kalau saya sih pinginnya begitu saya gelontorkan, harga beras langsung turun. Ngapain lama-lama ya kan? Tapi saya estimasi, begitu saya gelontorkan, ya 4-5 hari baru ada perubahan (harga)," kata Budi.
Namun demikian, ia menambahkan, hal ini bisa tercapai jika tidak ada kendala selama proses penyaluran beras ke berbagai wilayah. Ia menjelaskan, kendala dalam penyaluran beras ke pasar bisa terganggu jika praktik mafia beras terus merajalela karena membuat harga komoditas tersebut melambung tinggi.
"Beras sudah tersebar kok, jadi tidak ada alasan untuk tidak turun harganya. Jadi tolong diawasi saja, nanti sampaikan ke saya kalau ada yang tidak turun, nanti akan kita evaluasi," kata Buwas pada Jumat (20/1/2023) lalu.
Alasan dirinya ingin segera melepas stok beras tidak lepas dari faktor kebutuhan masyarakat. Meski begitu, skema operasi pasar saat ini sudah berganti sehingga terlebih dahulu dilakukan sebelum penyaluran beras Bulog melalui pedagang.
Baca Juga: Bulog Lepas 680.000 Ton Beras Hingga Idul Fitri, Siap Serap Panen Petani
"Saya maunya itu rumah tangga langsung beli ke Bulog, wah pasti turun langsung (harga beras). Gudang rame kayak semut, nggak apa-apa," ujar dia.
"Kan kasihan sekarang masyarakat. Siapa yang nggak butuh beras? Siapa yang nggak butuh nasi?," ungkap Budi.
Keluhan masyarakat terkait harga beras menurut Buwas, cukup jadi perhatian Presiden jokowi. Sehingga, pihaknya berkomitmen untuk melakukan pengawasan terhadap penyaluran beras agar tepat sasaran tanpa dimonopoli oleh mafia.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni