Suara.com - Beberapa tahun terakhir orang super kaya di China mendadak jatuh miskin, terutama para pengusaha yang berkecimpung dalam bisnis properti.
Salah satunya adalah Hui Ka Yan, bos pengembang real estat China Evergrande, dimana kekayaan Hui telah anjlok hampir 93%, menurut data Bloomberg Billionaires Index.
"Pernah menjadi orang terkaya kedua di Asia, kekayaan Hui turun dari USD42 miliar pada puncaknya pada 2017 menjadi sekitar USD3 miliar," kata Bloomberg dikutip CNN, Senin (23/1/2023).
Evergrande adalah pengembang paling berutang di China dengan liabilitas USD300 miliar, dan telah menjadi pusat masalah real estat negara itu sejak 2021. Demi menyelamatkan usahanya Hui bahkan menggunakan kekayaan pribadinya untuk menopang perusahaannya yang sedang berjuang, menjual rumah miliknya dan jet pribadi.
Baca Juga: Mimpi Punya Apartemen, Konsumen Ini Justru Kena Tipu Bakrie Cs
Tapi itu jauh dari cukup dan Evergrande gagal membayar obligasi dolar AS pada Desember 2021 setelah berjuang selama berbulan-bulan untuk mengumpulkan uang tunai untuk membayar kreditur, pemasok, dan investor. Tahun lalu, perusahaan gagal menyampaikan rencana awal restrukturisasi utangnya , yang menyebabkan kekhawatiran lebih lanjut tentang masa depannya.
Evergrande sangat besar Ia memiliki sekitar 200.000 karyawan, meraup lebih dari USD110 miliar penjualan pada tahun 2020 dan memiliki lebih dari 1.300 pengembangan di lebih dari 280 kota.
Analis telah lama khawatir bahwa jatuhnya Evergrande dapat memicu risiko yang lebih luas untuk pasar properti China, merugikan pemilik rumah dan sistem keuangan yang lebih luas. Real estat dan industri terkait menyumbang sebanyak 30% dari PDB.
Tapi Hui bukan satu-satunya yang mengalami kehancuran kekayaan besar-besaran akhir-akhir ini. Elon Musk, CEO Tesla, SpaceX, dan Twitter, telah menjadi orang pertama yang kehilangan kekayaan $200 miliar, menurut Bloomberg bulan lalu.
Baca Juga: Bisnis Properti Bakal Meroket Tahun 2023 Berkat Proyek Pemerintah Jokowi