Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir menceritakan kisah terkait Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang diremehkan orang asing. Sikap angkuh orang asing itu gara-gara Menteri Bahlil tidak berbahasa Inggris saat bercakap-cakap.
Padahal, menurut Erick bukan permasalahan bahasa tidak bisa menjadi alasan suatu pihak diremehkan. Yang terpenting, lanjut dia, adalah bagaimana pihak itu bisa bekerja atau tidak.
Erick pun mengapresiasi Menteri Bahlil yang terus bekerja menjaring investasi, meski keterbatasan bahasa.
"Tepuk tangan dulu buat Menteri Investasi kita, temennya Pak Saleh juga, itu dulu agak di underestimate kenapa nggak bisa bahasa Inggris katanya. Padahal intinya bukan di situ, intinya bisa kerja atau tidak," ujarnya saat Investor Appreciation Night yang ditulis, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga: Sistem Ini Bisa Deteksi Praktik Joki di Rekrutmen Bersama BUMN
Mantan Bos Klub Inter Milan ini mengungkapkan, di bawah kepemimpinan Bahlil, target investasi Rp 1.200 triliun bisa tercapai.
"Walaupun saya tahu laporannya sudah kuartal IV, angka dari pada yang Rp 1.200 triliun ini tembus, tapi saya nggak bisa bicara itu, kita bicara yang publish dulu," kata Erick.
Target investasi 2022 tercapai
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa realisasi investasi pada tahun 2022 bisa mencapai target.
Hal tersebut disampaikan Bahlil dalam keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/01/2023), usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Capaian Investasi Tahun 2022 dan Target 2023 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Erick Thohir: Kalau Mau Sukses Transformasi BUMN, Perbaiki Dulu Akhlaknya
“Insya Allah target investasi di 2022 akan mencapai target, bahkan akan kemungkinan besar lebih, tapi angkanya dan breakdown-nya akan dijelaskan nanti pada saat rilis resmi Kementerian Investasi,” ujar Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Pada tahun 2022, Indonesia menargetkan untuk menggaet investasi sebesar Rp1.200 triliun sementara untuk tahun 2023 ditargetkan sebesar Rp1.400 triliun.