Suara.com - Pemerintah Indonesia memiliki rencana besar dimana menargetkan pada tahun 2045 tidak akan lagi mengimpor bahan bakar fosil.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sebagai gantinya pemerintah akan mendorong penggunaan minyak sawit.
Luhut mengungkapkan saat ini sedang dilakukan riset mendalam terkait rencana tersebut. Sehingga diharapkan pada tahun 2045 Indonesia bisa memproduksi sebanyak 100 juta ton minyak sawit.
Tahun 2045 nanti Indonesia tidak akan lagi mengimpor bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak (BBM) maupun gas. Keyakinan tersebut disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan didasarkan akan pengembangkan potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif.
Baca Juga: Menko Luhut Tetap Ngotot OTT Tidak Baik, KPK: Kami Tetap Lakukan OTT
Kata dia, pemerintah sedang melakukan riset minyak kelapa sawit. Dan riset tersebut, dirinya percaya bahwa pada tahun 2045, Indonesia bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit.
"30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol. Jadi kita tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu," kata Luhut dikutip Kamis (19/1/2023).
Luhut pun menjelaskan pengembangan bahan bakar alternatif merupakan satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digencarkan Indonesia. Keempat pilar lainnya yaitu dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.
Lebih lanjut Luhut juga menyebut percepatan pencapaian net zero emission 2060 akan didorong dengan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. "Makanya peran minyak sawit akan sangat besar di tahun-tahun mendatang," katanya.
Baca Juga: Kelapa Sawit Jadi Alasan Luhut Berani Klaim Indonesia Stop Impor Bahan Bakar Fosil