Suara.com - Transformasi digital telah membawa perubahan besar di industri B2B FMCG yang berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan potensi UKM.
Menyambut tantangan bisnis tahun 2023 GudangAda mendukung CELIOS (Center of Economic and Law Studies) dalam membuat sebuah studi yang bertajuk “Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023”.
Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik terkait kondisi bisnis B2B FMCG di Indonesia, serta peluang kolaborasi antar pelaku usaha untuk memperbesar potensi pasar B2B FMCG.
Studi terkini GudangAda dan CELIOS menjelaskan bahwa 60% UKM di Indonesia sudah merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya seperti mempermudah mencari supplier dan menjangkau pelanggan.
SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata mengungkapkan, hasil studi CELIOS ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaku bisnis rantai pasok Indonesia dalam mengkaji lanskap bisnis B2B, serta mengatur strategi bisnis terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi dari sudut pandang inovasi digital di industri B2B FMCG.
“Berbekal pengalaman panjang manajemen GudangAda di industri B2B Indonesia dan hubungan strategis dengan segenap pelaku bisnis rantai pasok B2B yang telah terjalin lama, kami meyakini dapat memberikan insights bisnis yang tepat bagi tumbuh kembangnya bisnis B2B, khususnya di tahun 2023 ini,” ucapnya.
Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini diantaranya:
1. Riset menemukan tantangan terbesar UKM dalam mengembangkan usaha pasca pandemi adalah kompetisi dengan toko modern (36%), konsumen gagal bayar utang (31%), dan lokasi usaha yang tidak menguntungkan (27%). Hal ini berkorelasi dengan temuan lain, terdapat peningkatan kebutuhan solusi digital sederhana untuk kecepatan dan efisiensi biaya, fleksibilitas pembayaran, jangkauan pasar lebih luas.
2. Peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 dinilai masih besar seiring dengan potensi bisnis UKM Indonesia, pertumbuhan pengguna internet, serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.
3. Hasil riset menunjukkan platform B2B digital sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri, tak terkecuali FMCG.