Mayday-mayday, Saham Garuda Indonesia Terjun Bebas Terendah dalam Sejarah Perseroan

Rabu, 18 Januari 2023 | 08:29 WIB
Mayday-mayday, Saham Garuda Indonesia Terjun Bebas Terendah dalam Sejarah Perseroan
Pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin di Bandara Internasional Syamsuddin Noor Banjarmasin, Minggu malam. (12/6/2022). Antara/Humas Kemenag Kalsel)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah dua minggu dibuka suspensinya oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bursa Efek Indonesia Tbk (GIAA) terus terjun bebas ke level paling bawah dalam sepanjang sejarah perusahaan penerbangan plat merah tersebut.

Mengutip data RTI, Rabu (18/1/2023) saham GIAA harus ambles ke posisi 101 atau turun 7 basis poin atau melemah 6,48 persen pada perdagangan terakhir hari Selasa kemarin.

Kapitalisasi pasarnya terpangkas hingga Rp9,24 triliun. Saham GIAA pun mencapai level terendahnya sepanjang sejarah. Adapun, Garuda listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) di harga Rp750 per saham dan meraih dana IPO Rp4,75 triliun.

Diketahui saham GIAA kembali dibuka suspensinya pada 3 Januari 2023 lalu setelah hampir 20 bulan dibekukan oleh otoritas pasar modal Tanah Air karena masalah gagal bayar sukuk global.

Baca Juga: Melesat 1,19 Persen, IHSG Selasa Sore Ditutup Terbang ke Level 6.767

Namun, sejak perdagangan saham GIAA dibuka kembali pada 3 Januari 2023, pergerakannya cenderung tertekan hingga saat ini.

BEI mencabut suspensi saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) setelah hampir 1,5 tahun dibekukan. Dengan pencabutan suspensi ini, saham Garuda Indonesai sudah bisa diperdagangkan hari ini.

Pencabutan ini sesuai dengan pengumuman BEI nomor PENG-UPT-0001/BEI.PP2/01-2023.

Pencabutan suspensi saham ini juga setelah perseroan merampungkan tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada penutup tahun 2022 lalu, utamanya berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi New Sukuk.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pencabutan suspensi ini menjadi kinerja positif perseroan di awal tahun 2023.

Baca Juga: Mau IPO, Calon Emiten PACK Ternyata Bosnya Umur 30 Tahun Baru Lulus Kuliah

"Kami optimistis Garuda dapat memaksimalkan momentum kebangkitan kinerja usaha yang salah satunya akan terus kami perkuat melalui peluang pertumbuhan penumpang yang terus menunjukan potensi yang menjanjikan di tahun 2023 ini khususnya dengan pencabutan status PPKM yang diumumkan Pemerintah pada penutup tahun lalu," ujar Irfan di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Garuda memproyeksikan akan memaksimalkan sejumlah outlook rencana strategis korporasi diantaranya melalui penambahan kapasitas alat produksi Perusahaan dimana pada tahun 2023 ini, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada.

Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis, dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan demand penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia diantaranya Jakarta, Denpasar, Makassar hingga Kualanamu (Medan).

"Garuda Indonesia juga akan terus memaksimalkan pertumbuhan pasar umrah sebagai salah satu pangsa pasar yang menjanjikan dengan memaksimalkan aksesibilitas layanan penerbangan langsung umrah dari sejumlah kota besar di Indonesia menuju tanah suci”, ungkap Irfan.

"Resmi diperdagangkannya kembali saham GIAA di bursa, tentunya kami harapkan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham, khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda ditengah pertumbuhan demand penumpang di tahun 2023 ini," pungkas Irfan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI