Profil PT GNI yang Diresmikan Jokowi, Smelternya Meledak dan Kini Bentrok TKA China dan Lokal

Senin, 16 Januari 2023 | 10:57 WIB
Profil PT GNI yang Diresmikan Jokowi, Smelternya Meledak dan Kini Bentrok TKA China dan Lokal
Video diduga bentrok di PT GNI Morowali Utara. (Ist/Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI tengah menjadi sorotan karena bentrokan yang terjadi di area smelternya. Bentrokan tersebut menyebabkan satu pekerja lokal dan satu tenaga kerja asing (TKA) asal China tewas.

Ini bukan kali pertama perusahaan PT GNI bikin gaduh dan heboh, sebelumnya perusahaan yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir tahun 2021 lalu ini sempat mengalami peristiwa kebakaran karena salah satu tungku smelternya meledak.

PT GNI merupakan pabrik pengolahan pemurnian atau smelter nikel di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah yang didirikan pada 2019. Pemiliknya merupakan investor asal Cina yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co.Ltd.

Pembukaan pabriknya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 27 Desember 2021 lalu. Tetapi, acara peresmian digelar di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Kronologi dan Duduk Perkara Bentrokan Maut di PT GNI, Berawal dari Mogok Kerja

GNI berkomitmen mendorong percepatan hilirisasi industri untuk memberikan nilai tambah pada bahan baku di Indonesia.

Selain itu, keberadaan kawasan industri tersebut bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Hal ini karena industri smelter dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan, meningkatkan devisa negara atas ekspor produk olahan smelter, memberikan kontribusi pajak kepada negara, menciptakan multiplier economic effect di wilayah terkait dan yang tidak kalah penting terjadinya transfer of knowledge.

Dengan total nilai investasi sekitar Rp42,9 Triliun, GNI secara keseluruhan akan mengoperasikan 24-line smelter yang mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace.

Smelter GNI akan mengolah raw material yaitu bijih nikel menjadi feronikel dengan kadar 10-12%, dengan kapasitas produksi sebesar 1.800.000 Ton feronikel per tahun, yang membutuhkan suplai/konsumsi bijih nikel sebesar 21.600.000 WMT per tahun.

Baca Juga: Situasi di PT GNI Telah Kondusif, Aparat Gabungan Masih Bersiaga Antispasi Bentrokan Antar Karyawan Terulang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI