Proyek Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Senilai Rp 151,9 Triliun di Indonesia Bakal Dimulai di Tahun Politik

Sabtu, 14 Januari 2023 | 06:56 WIB
Proyek Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Senilai Rp 151,9 Triliun di Indonesia Bakal Dimulai di Tahun Politik
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Rabu (24/8/2022). [Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir antara LG Electronics dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) akan dimulai pada tahun ini.

Proyek senilai USD9,8 miliar atau setara Rp151,9 triliun (Kurs Rp15.500) tersebut sudah siap untuk peletakkan batu pertama.

"Ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG juga tahun ini sudah mulai konstruksi. Karena yang lain parsial, jadi investasi di LG sendiri sekitar USD 9,8 miliar, lalu CATL ini kurang lebih USD 6 miliar. Itu yang running di tahun ini," kata Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Diketahui pemerintah terus mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) melalui produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia yang ditargetkan akan mulai berproduksi pada tahun 2024 mendatang.

Baca Juga: Minta Mahasiswa Bantu Pemerintah Kurangi Pengangguran, Menteri Bahlil: Jangan Jadi PNS atau Karyawan

"Kita sudah membuat beberapa formulasi bahwa pembangunan ekosistem baterai mobil terus berjalan. Dan direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang," ucap Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menilai bahwa Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Oleh karena itu, Bahlil menegaskan bahwa kesempatan besar tersebut harus terus terjaga.

"Indonesia nggak boleh kalah, kita punya pasar yang besar. Jangan sampai pasar kita itu dilakukan penetrasi dengan produk-produk dari luar negeri, kita harus jaga. Yang kedua adalah, kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI