Suara.com - Moda transportasi LRT atau Light Rail Train Jabodebek akan menggunakan sistem operasional yang canggih. Sistem itu yaitu Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Untuk diketahui, sistem CBTC adalah sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi serta tanpa masinis.
"Walau tanpa masinis, perjalanan LRT Jabodebek tetap terdapat petugas yang disebut Train Attendant untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dan jika dibutuhkan untuk penanganan dalam kondisi darurat," ujar Manager Public Relation LRT Jabodebek, Kuswardojo dalam keterangan di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Nantinya, LRT Jabodebek mengoperasikan 31 trainset atau rangkaian. Setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri atas 6 kereta yang dapat menampung 1.308 penumpang.
Baca Juga: Jokowi Sebut LRT Jabodebek Beroperasi Juli Tahun Depan, Properti Konsep TOD Bakal Menjanjikan?
"LRT Jabodebek akan melayani masyarakat mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.27. LRT Jabodebek rata-rata akan melayani sebanyak 434 perjalanan KA setiap harinya dengan target awal pengguna jasa sebanyak 137.000 setiap harinya dan hadir setiap 4 menit di Stasiun Dukuh Atas - Cawang, setiap 8 menit di Stasiun Jati Mulya - Cawang, serta setiap 8 menit di Stasiun Harjamukti - Cawang," kata Kuswardojo.
LRT Jabodebek akan melayani masyarakat dengan menghadirkan 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.
Stasiun-stasiun tersebut terintegrasi dengan moda transportasi lain sehingga memudahkan masyarakat bermobilisasi. Selain itu stasiun LRT Jabodebek tersebar di lokasi yang strategis mulai dari kawasan perumahan, perbelanjaan, hingga kawasan bisnis sehingga memudahkan masyarakat dalam menggunakan LRT Jabodebek.
Dalam operasionalnya layanan pengguna jasanya, LRT Jabodebek menerapkan sistem cashless menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) Transportasi yang sudah ada misalnya KMT, Kartu Uang Elektronik ataupun dompet digital / e-wallet.
"KAI juga menyiapkan petugas pengawas stasiun, petugas loket, passanger service, cleaning service, petugas kesehatan dan security untuk mengoptimalkan pelayanan pada pelanggan di semua stasiun LRT Jabodebek," imbuh Kuswardojo.
Hadirnya LRT Jabodebek bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan yang terjadi di kawasan Jabodebek.
Baca Juga: LRT Jabodebek Bakal Beroperasi Tahun Depan, Bakal Sepi Penumpang?
Berdasarkan Perpres 49 tahun 2017 KAI ditugaskan sebagai penyelenggara sarana dan prasarana LRT Jabodebek diantaranya meliputi pengadaan sarana, pengoperasian sarana dan prasarana, perawatan sarana dan prasarana, dan pengusahaan sarana dan prasarana, menyelenggarakan sistem tiket otomatis (Automatic Flare Collections).
LRT Jabodebek direncanakan mulai melayani masyarakat pada pertengahan tahun 2023 ini. Saat ini KAI bersama pihak-pihak terkait terus mempersiapkan berbagai aspek agar LRT Jabodebek dapat beroperasi sesuai target yang direncanakan. Dengan progres pembangunan per Januari 2023 mencapai 88,38%, LRT Jabodebek ditargetkan dapat beroperasi pada Juli 2023.