Bank Raksasa Ini PHK Ribuan Karyawan Awal Tahun 2023, Resesi Beneran Terjadi?

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 10 Januari 2023 | 10:38 WIB
Bank Raksasa Ini PHK Ribuan Karyawan Awal Tahun 2023, Resesi Beneran Terjadi?
Ilustrasi PHK (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelombang PHK belum berhenti setelah puluhan perusahaan mengumumkan pemutusan hubungan kerja sepanjang tahun 2022.

Tidak hanya menelan korban startup, perusahaan raksasa juga diguncang PHK akibat tekanan ekonomi. Terbaru, perusahaan Goldman Sachs Group diisukan bersiap untuk mengumumkan rencana PHK ribuan pekerja di seluruh perusahaan mulai Rabu (11/1/2023). 

Sumber terkait menyebut, lebih dari 3.000 karyawan akan diberhentikan, dan masih ada kemungkinan jumlah itu bertambah.

Kondisi ekonomi global yang semakin ketat dan penuh tekanan jadi alasan PHK massal tersebut. Langkah ini juga disebut sebagai yang terbesar sejak krisis keuangan 2008.

Melansir dari Antara, hingga kini, Goldman Sachs menolak berkomentar terkait hal ini.

Melansir dari Bloomberg News pada Selasa (10/1/2023) ini, saat ini Goldman memiliki 49.100 karyawan pada akhir kuartal ketiga, setelah menambah jumlah staf yang signifikan selama pandemi virus corona.

Gelombang LHK diperkirakan akan mempengaruhi sebagian besar divisi utama bank, tetapi akan berpusat pada cabang perbankan investasi Goldman Sachs.

Sejumlah bank Wall Street telah mengalami penurunan besar dalam aktivitas pembuatan kesepakatan perusahaan sebagai akibat dari pasar keuangan global yang bergejolak.

Sumber terkait mengatakan, ratusan pekerjaan kemungkinan akan dikurangi dari bisnis konsumen Goldman Sachs, Marcus, setelah mengurangi rencana untuk unit yang merugi.

Baca Juga: Tahun Resesi, Sri Mulyani Minta Para Bankir Jaga Industri Perbankan

Pada akhir tahun lalu, Kepala eksekutif bank David Solomon mengirim memo suara akhir tahun kepada staf yang memperingatkan pengurangan jumlah karyawan pada paruh pertama Januari ini.Goldman Sachs menolak mengomentari memo itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI