Silicon Valley Diterjang Badai PHK, Puluhan Ribu Karyawan Perusahaan Digital Angkat Koper

Selasa, 10 Januari 2023 | 10:33 WIB
Silicon Valley Diterjang Badai PHK, Puluhan Ribu Karyawan Perusahaan Digital Angkat Koper
Ilustrasi aplikasi belanja online Amazon pada ponsel pintar (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berita tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tampaknya akan selalu menjadi topik yang sering diangkat sepanjang tahun 2023. Tahun yang disebut banyak pihak sebagai tahun terjadinya kemunduran ekonomi atau resesi.

Paling anyar dan paling heboh adalah soal kabar perusahaan E-commerce terbesar dunia Amazon yang mengumumkan akan melakukan PHK terbesar sepanjang sejarah. Perusahaan yang terletak di Silicon Valley tersebut berencana memutus kontrak 18 ribu karyawan.

Mengutip CNN, Selasa (10/1/2023) sesaat sebelum perayaan Thanksgiving, CEO Amazon Andy Jassy mengkonfirmasi rumor bahwa PHK telah dimulai.

Pada hari Rabu pekan lalu, Jassy memberikan pembaruan serius pada ulasan itu, dimana Amazon akan memangkas lebih dari 18.000 pekerja, hampir dua kali lipat dari angka 10.000 yang sebelumnya dilaporkan dan menandai jumlah PHK tertinggi dari perusahaan teknologi mana pun di dunia.

Baca Juga: Lebih dari 3.000 Karyawan Goldman Sachs Group Terancam PHK Massal

Kondisi memburuknya situasi ekonomi dimulai ketika paruh kedua tahun 2022 lalu, kala itu sejumlah perusahaan teknologi macam Amazon telah memulai menghentikan perekrutan karyawan baru, bahkan mulai melakukan PHK secara kecil-kecilan.

Nah, pada tahun 2023 ini kondisi ekonomi diprediksi makin memburuk dan membuat sejumlah perusahaan teknologi makin kesulitan menghadapi gentingnya situasi ekonomi.

Pada hari yang sama setelah Amazon mengumumkan PHK, perusahaan yang berlokasi sama di Silicon Valley, cloud-computing Salesforce juga telah memberhentikan sekitar 10% stafnya angka yang dengan mudah mencapai ribuan pekerja dan outlet berbagi video Vimeo mengatakan telah memangkas 11 persen dari tenaga kerjanya.

Keesokan harinya, platform mode digital Stitch Fix mengatakan berencana untuk memangkas 20% staf bergajinya, setelah memangkas 15% staf bergaji tahun lalu .

Baca Juga: Setelah PHK Massal Karyawan Twitter, Elon Musk Dibuat Merugi Tesla

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI