Temui Mahasiswa Harvard, Menteri Bahlil Sebut Negara Maju 'Halangi' Pertumbuhan Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 10 Januari 2023 | 08:37 WIB
Temui Mahasiswa Harvard, Menteri Bahlil Sebut Negara Maju 'Halangi' Pertumbuhan Indonesia
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Rabu (24/8/2022). [Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, Indonesia mendapatkan perlakuan tidak adil dari berbagai negara maju  terkait kebijakan hilirisasi.

"Saya jujur mengatakan, saya bingung dengan cara berpikir dari sebagian negara-negara maju. Ketika Indonesia memperjuangkan untuk hilirisasi memberikan nilai tambah dan kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal, sebagian negara-negara tersebut tidak mau," kata dia saat menerima kunjungan 50 mahasiswa pascasarjana Harvard University, Amerika Serikat, di kantor Kementerian Investasi Jakarta, Senin (9/1/2023) lalu.

Padahal, kata Bahlil, hilirisasi sangat dibutuhkan negara berkembang agar mampu menjadi negara maju.

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil menjelaskan arah kebijakan investasi di Indonesia. Menurut dia, pemerintah tengah fokus hilirisasi melalui pendekatan energi hijau dan industri hijau. 

Baca Juga: Hilirisasi Tambang Dorong Indonesia Jadi Negara Maju, PKS: Ini yang Kita Tunggu

Namun demikian, langkah Indonesia dalam memperjuangkan hilirisasi tersebut tidak sepenuhnya memperoleh dukungan dari negara-negara maju.

Indonesia juga bersiap menghadapi gugatan dari Uni Eropa melalui World Trade Organization (WTO) terkait dengan kebijakan pemberhentian ekspor nikel yang dilakukan pada 2019.

Bahlil juga memberikan contoh kebijakan yang lebih dulu dilakukan oleh negara-negara maju seperti Inggris, China, dan Amerika dalam melakukan hilirisasi dalam rangka menjaga kedaulatan industri di negaranya masing-masing.

"Inggris di abad ke-16 ketika mereka memberhentikan ekspor wool sebagai bahan baku tekstil. Amerika di abad ke-19 dan 20 begitu juga. Mereka menggunakan pajak progresif untuk impor dalam rangka menjaga kedaulatan industrinya lebih bagus. China di tahun 1980-an itu aturan TKDN-nya 80 persen dan industrinya bagus sekarang," ujarnya, dikutip dari Antara.

Ia menkelaskan, saat ini, sudah saatnya negara maju dan berkembang salin bekerja sama secara baik dalam rangka membangun ekonomi dunia yang lebih adil dan merata, dengan memperhatikan pada energi hijau dan industri hijau.

Baca Juga: Gunakan Teknologi Peleburan Terbaru, MIND ID dan PT Timah Realisasikan Hilirisasi

Bahlil optimistis Indonesia akan menjadi negara hilirisasi di kawasan Asia Tenggara yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI