Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menemui perwakilan korban tragedi Kanjuruhan di acara doa bersama dan konser amal ‘Salam Satu Jiwa’ yang digelar oleh pendukung klub Arema FC di Gladiator Arena, Kota Bekasi pada, Minggu (8/1) malam kemarin.
Acara Konser Amal Salam Satu Jiwa mengumpulkan segenap elemen sepak bola nasional sebagai bagian dari usaha meringankan beban korban Tragedi Kanjuruhan.
Dalam sambutannya, Erick Thohir mengaku ikut merasakan kesedihan dan duka mendalam atas tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan. Untuk itu, dirinya menyambut baik inisiatif para elemen sepak bola nasional yang saling membantu menggelar konser amal Salam Satu Jiwa ini untuk membantu para korban dan keluarganya.
"Saya sama seperti kalian, sama seperti Aremania di sini. Sebagai orang yang juga dari dulu hidup di dunia sepak bola. Segala peristiwa yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia juga begitu berdampak pada diri saya," kata Erick Thohir.
Baca Juga: Menteri BUMN Ancang-ancang Sebut Harga Pertamax Bisa Naik Lagi, Kok Bisa?
Dikatakan mantan Presiden Inter Milan ini, nilai utama dalam sepak bola tidak sekadar menang atau kalah, tetapi sepak bola adalah sarana menanamkan moral dan solidaritas sebagai satu bangsa. Oleh karenanya, Erick berharap seluruh elemen sepak bola nasional mesti bersatu agar dalam satu jiwa yang penuh solidaritas dan sportivitas.
"Sepak bola Indonesia berduka, saya juga turut merasakan duka yang mendalam. Tapi, hal yang selalu saya banggakan dari sepak bola dari dulu adalah sportivitas dan solidaritasnya. Seperti kita semua malam ini berkumpul di sini karena satu motivasi, yaitu solidaritas! Salam Satu Jiwa!" ucap Erick.
Lebih jauh kata Erick Thohir, konser amal Salam Satu Jiwa menjadi cerminan bagaimana solidaritas dalam dunia sepak bola sangat kuat, dan konser ini menjadi bukti seluruh elemen bergotong royong demi membantu sesama suporter.
"Malam ini, insya Allah kita juga akan mewujudkan bantuan kita untuk kawan-kawan yang gugur 100 hari yang lalu," ungkapnya.
Sejak awal, kata Erick, pemerintah tidak pernah berhenti menaruh perhatian pada perbaikan fundamental sepak bola nasional.
Baca Juga: Menpora Pastikan Tak Ada Agenda Terselubung di KLB PSSI: Siapaun Silahkan Maju Jadi Ketum
"Kita hadapi dan kita atasi berbagai urusan dari peristiwa Kanjuruhan. Semoga nanti kita dapat terus solid dan kompak, agar Malang maju, Indonesia mendunia, dan tidak akan pernah ada lagi yang harus gugur dalam dunia sepak bola kebanggaan kita! Mari kita berpegang terus pada sportivitas dan solidaritas," jelasnya.
"Sampai saat ini juga ada bantuan untuk keluarga korban, tapi bagi saya bantuan yang paling besar dari kita adalah doa-doa yang baik untuk kawan-kawan kita. Semua yang menjadi pahlawan bagi dunia sepak bola, khususnya bagi Aremania. Doa-doa terbaik kita pun tentunya untuk kawan-kawan di sini yang akan terus menopang dan menggerakkan dunia sepak bola Indonesia," sambungnya.
Erick Thohir yang didampingi pentolan Aremania Anton Baret mengajak seluruh elemen sepak bola nasional dan para suporter untuk saling mendukung agar keadilan bagi para korban Kanjuruhan ditegakan seadil-adilnya.
“Tentu kenapa kita hadir di sini semua tidak lain bagaimana yang disampaikan sahabat saya Mas Anton bahwa keadilan itu harus ditegakkan setuju?. Tetapi tentu dalam kita memandang tragedi Kanjuruhan ada cara-cara tambahan yang harus kita lakukan salah satunya yang kita lakukan malam ini membantu para korban,” katanya lagi.
Diakhir sambutannya, Erick Thohir menyarankan agar sepak bola Indonesia harus dibongkar secara total dan diperbaiki dari awal. Sepak bola, kata Erick Thohir adalah persatuan, artinya jangan sampai ada perpecahan atau kesedihan dalam sepak bola Indonesia.
“Dibongkar diusut diperbaiki jangan sampai sepak bola kita yang merupakan persatuan kita justru memecah belahkan kita harus dijadikan persatuan lagi, betul? Sepak bola justru jangan jadi ketakutan kita jangan jadi kesedihan kita harus apa? Sepak bola harus gembira, harus bisa membawa keluarga kita supaya bisa nonton bola sama-sama,” tutup Erick Thohir.