Suara.com - Harga emas dunia melesat dengan terbang tinggi pada akhir pekan lalu, setelah Pemerintah China mengakhiri kebijakan pelarangan untuk para pelancong yang datang ke negerinya.
Ini merupakan keputusan terakhir dari kebijakan nol-Covid yang dibuat negera dengan julukan Tirai Bambu tersebut guna memerangi penularan virus Covid-19.
Pada perdagangan Senin (9/1/2023) harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.864,83 per troy ons. Harga emas memang melandai 0,05% tetapi masih dalam level tertingginya sejak 10 Juni 2022 atau tujuh bulan terakhir.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (6/1/2023), harga emas terbang 1,8% ke US$ 1.865,71 per troy ons.
Baca Juga: Argentina dan China Sepakat Perluasan Pertukaran Mata Uang Hingga 5 Miliar Dolar AS
Kondisi ini membuat tren harga emas dunia bergerak positif, dimana sepanjang pekan pertama tahun 2023 komoditas ini sudah naik 2,3% dan naik 3,5% dalam setahun.
China adalah konsumen emas terbesar di dunia dan perekonomian terbesar kedua di dunia sehingga dibukanya kembali perbatasan akan sangat menguntungkan pergerakan emas.
World Gold Council (WGC) pada Jumat (6/1/2023) melaporkan bank sentral China (PBoC) memborong emas sebanyak 32 ton pada November 2022.
Pembelian emas oleh PBoC adalah yang pertama kali sejak September 2019 atau lebih dari tiga tahun lalu.
Dengan tambahan 32 ton maka cadangan emas China kini menyentuh 1.980 ton pada November 2022. Tiongkok kini berada di peringkat tujuh dalam peringkat negara/lembaga dengan cadangan emas terbesar di dunia.
Baca Juga: Jerman Tetapkan China Jadi Negara Zona Merah, Area Varian Virus Berbahaya