Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pelaku usaha di sektor kepelabuhan untuk menerapkan pelabuhan hijau. Langkah ini, untuk mewujudkan Indonesia menuju pelabuhan berkelanjutan kelas dunia.
Menurut Luhut, implementasi pelabuhan hijau atau green dan smart port diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelabuhan di Indonesia, karena memegang peranan penting sebagai negara Maritim.
Apalagi saat ini Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk dalam 20 besar negara dengan performa pelabuhan yang baik, berdasarkan median waktu tunggu kapal container mencapai 24,9 jam.
Posisi Indonesia ini diatas negara maju lainnya seperti Italia, Perancis, Yunani, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Australia dan Kanada.
Baca Juga: Mau IPO, Begini Strategi Humpuss Maritim (HUMI) Kuasai Industri pada 2023
"Saat ini kita telah menyelesaikan proses assesmen untuk 10 pelabuhan, dan kedepannya ada 149 pelabuhan yang didorong untuk memenuhi standard Green Port dan Smart Port, agar pelabuhan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional," ujar Luhut dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Salah satu perusahaan yang mulai menerapkan green port yaitu, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). VP Pelabuhan dan Pengapalan Pupuk Kaltim Sidiq Purnomo Nugroho mengatakan, terus berkomitmen meningkatkan tata kelola pelabuhan ramah lingkungan yang mengacu kepada Green Port Guideline dan Rating Tools.
Standar ini telah menjadi pedoman Pupuk Kaltim sejak 2018, karena berkaitan dengan aktivitas ekspor yang mewajibkan pelabuhan perusahaan memiliki standar green port yang diakui secara Internasional.
"Pengelolaan pelabuhan berwawasan lingkungan telah memberi dampak positif dan signifikan terhadap keberlanjutan proses bisnis Pupuk Kaltim, sehingga terus dilakukan berbagai peningkatan dalam pengelolaannya," kata Sidiq.
Beberapa inovasi green dan smart port yang sejauh ini telah diterapkan Pupuk Kaltim diantaranya, pemakaian alat berat crane menggunakan tenaga listrik, mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED, melakukan uji emisi kendaraan operasional pelabuhan, serta memiliki tanaman hidup di lingkungan kerja.
Baca Juga: BMKG: Penyeberangan Pelabuhan Merak - Bakauheni pada Relatif Aman
Selain itu Pupuk Kaltim juga menggunakan cat ramah lingkungan, mengoptimalkan pencahayaan alami serta membuat pencahayaan buatan untuk menjaga kesehatan mata dan produktif dalam penerapan green building. Selanjutnya menghindari penggunaan bahan perusak ozon dan mengganti penggunaan energi fosil dengan energi listrik (shore power), sebagai implementasi Shore Power Connection di terminal khusus.
Atas inovasi tersebut, Pupuk Kaltim diganjar penghargaan Green Port Award 2022 dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), atas implementasi tata kelola pelabuhan berwawasan lingkungan di area terminal khusus perusahaan.
"Pupuk Kaltim berkomitmen untuk memastikan program yang terkait dengan operasional pelabuhan berwawasan lingkungan, sudah sesuai dengan apa yang diminta dalam persyaratan standar green port. Termasuk pengelolaannya, terus dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinyu setiap tahun," imbuh Sidiq.