Suara.com - Emiten transportasi pelayaran PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berhasil membukukan kinerja cemerlang pada tahun 2022. Pasalnya, perseroanmenorehkan pendapatan dan laba bersih yang melejit sepanjang periode 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan kinerja Perseroan tahun 2022 yang belum diaudit itu diperoleh dari perolehan kontrak dan sewa kapal yang meningkat signifikan. Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi dengan pengontrolan anggaran yang ketat.
"Kami bersyukur dapat mencapai kinerja yang cemerlang berkat kerja keras semua pihak di dalam perusahaan saat dunia baru mulai bangkit dari pandemi," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Emiten bersandi saham GTSI tersebut mengumpulkan pendapatan unaudited senilai USD 41,65 juta atau setara Rp 649,85 miliar (asumsi kurs Rp15.601 per dolar Amerika Serikat). Capaian pendapatan ini melonjak 35,4% jika dibandingkan dengan perolehan sama tahun sebelumnya senilai USD30,76 juta.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Emiten Jasa Sewa Kapal Ini Optimis Kantongi Laba USD5,48 Juta
GTS Internasional berhasil mengejar target pendapatan sepanjang tahun ini senilai USD 43,45 juta. Perkembangan ini didukung oleh pendapatan Perseoran yang terus mengalami kenaikan secara konsisten.
Pada kuartal I-2022, GTSI mencatat pendapatan sebesar USD 10,45 juta (Rp163,03 miliar) sebelum naik 102% quarter-on-quarter (qoq) menjadi USD 21,14 juta (Rp 329,8 miliar) pada kuartal II, dan terdongkrak lagi 47,1% qoq menjadi USD 31,1 juta (Rp485,32 miliar) pada kuartal III-2022.
Jika ditinjau secara nominal, GTSI mencatat rata-rata kenaikan pendapatan sebesar USD 10,33 juta (Rp161 miliar) dari kuartal ke kuartal. GTSI merupakan anak usaha dari Humpuss Maritim Internasional (HUMI) yang berencana akan melakukan IPO dalam waktu dekat.
Moncernya pendapatan GTSI, membuat Perseroan berhasil membalikkan pencapaian tahun ini menjadi laba dibandingkan dengan sebelumnya rugi. Tahun ini, GTSI meraup laba bersih USD 5,38 juta setara dengan Rp 84,03 miliar. Hal itu berbanding terbalik dari tahun sebelumnya yang rugi USD 11,9 juta.
Salah satu penopang pertumbuhan pendapatan GTSI yang mendorong berbaliknya rugi menjadi laba bersih adalah segmen bisnis pengantaran gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Baca Juga: Laba Bersih PTPN III Hingga Oktober 2022 Tembus Rp 5,06 Triliun
Pendapatan dari segmen ini tercatat naik 23,4% dari USD 17,79 juta (Rp 277,54 miliar) pada kuartal III-2021 menjadi USD 21,95 juta (Rp 342,44 miliar) pada kuartal III-2022.
Selanjutnya, walaupun terjadi penurunan aset sebesar 4,39% dari USD 128,68 juta (Rp2,01 triliun) menjadi USD 123,04 juta (Rp1,92 triliun) secara tahunan, namun liabilitas Perseroan pun mengalami penurunan 15,79% dari USD 80,63 juta (Rp1,26 triliun) menjadi USD 67,9 juta (Rp1,06 triliun) pada kuartal III-2022.
Dengan demikian, ekuitas GTSI per kuartal III-2022 tercatat pada angka US D55,14 juta (Rp860,24 miliar), meningkat dari USD 50,95 juta (Rp794,87 miliar) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Masih pada periode yang sama, GTSI mencatat marjin bersih sebesar 14,68%, berbalik dari negatif 52,72% pada laporan keuangan akhir tahun sebelumnya.
Selanjutnya, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) GTSI menuju positif dari negatif 12,6% menjadi 3,71%, dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) pun turut menghijau dari negatif 33,75% menjadi 8,28%.