Emiten Bank Digital Diprediksi Punya Prospek Menjanjikan Tahun 2023

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 28 Desember 2022 | 12:21 WIB
Emiten Bank Digital Diprediksi Punya Prospek Menjanjikan Tahun 2023
Aplikasi Jago Syariah dari Bank Jago diluncurkan pada Selasa (22/2/2022). [Dok Bank Jago]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prospek bank digital diklaim masih menjanjikan pada tahun depan meski dihadang sejumlah tantangan seperti pelemahan daya beli masyarakat, inflasi, dan suku bunga tinggi.

"Apabila inflasi berhasil dijinakkan dan suku bunga acuan sudah mulai moderat, bank digital bisa berkibar lagi tapi dengan sejumlah syarat," ujar Analis MNC Sekuritas Widi Tirta Gilang Citradi, Rabu (28/12/2022).

Ia menyebut, syarat utamanya yakni kemampuan bank digital memperluas kerja sama ekosistem dan mampu mengendalikan potensi risiko. 

"Ini dua hal yang tidak terpisahkan. Untuk bertumbuh, bank digital harus mampu memperbanyak partner bisnis. Masalahnya, memperluas partnership sama dengan menaikkan tingkat risiko," kata dia.

Baca Juga: Kapitaliasasi Pasar Emiten Low Tuck Kwong Tendang Saham BRI

Ada banyak risiko jika hanya mengandalkan ekosistem berdasarkan grup sendiri atau satu afiliasi, bank digital menghadapi dua tantangan.

Pertama, risiko terkonsentrasi di satu titik. Kedua, bank tidak terpacu untuk meningkatkan kapasitasnya karena terlalu nyaman dengan grup sendiri. 

"Bank digital yang saat ini terlalu mengandalkan atau di-back up penuh oleh ekosistem grup sendiri memang terlihat unggul, tapi itu akan ada batasnya. Ketika mereka sadar perlu ekspansi keluar ekosistem, mereka justru mendapati dirinya sudah tertinggal oleh kompetitor yang justru agresif membangun kolaborasi dengan banyak ekosistem," ujar dia.

Sementara, bank digital  yang berani ekspansi membangun ekosistem di luar dirinya akan menghadapi satu tantangan, yakni manajemen risiko. Bisa saja kolaborasinya itu gagal atau tidak berkembang sesuai harapan.

"Ada risiko peningkatan NPL, risiko pasar dan risiko hukum jika ternyata integrasinya gagal. Tapi jika berbagai risiko itu bisa dikendalikan dan dimitigasi, mereka akan menikmati pertumbuhan bisnis luar biasa," ungkapnya.

Baca Juga: Makin Joss, Saham Orang Kaya RI Kini Miliki Kapitalisasi Pasar Rp810 Triliun

Ia menilai, hingga saat ini, Bank Jago masih jadi bank digital paling menonjol dalam hal kolaborasi dengan banyak partner dari berbagai jenis layanan. Apa yang sudah dilakukan Bank Jago tidak hanya tertanam di dalam ekosistem GOTO, juga di ekosistem lain seperti Stockbit dan Bibit.

"Belum lagi rencana kolaborasi dengan BFI Finance (BFIN) dan Carsome. Ini akan menjadi pintu masuk Jago ke pembiayaan otomotif dan konsumen," ujar Tirta, dikutip dari Antara.

Secara terpisah, Nomura Sekuritas juga menyebutkan, salah satu pilar bagi kesuksesan Bank Jago adalah kerja sama dengan partner yang beragam. 

Dalam laporan riset yang dipublikasikan terbatas pada 1 Maret 2022 lalu disebutkan, kemitraan dengan Gojek, HomeCredit, KreditPintar, bakal memberikan akses pembiayaan yang luas kepada nasabah maupun basis merchant di dalam ekosistem.

Sementara itu Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai kolaborasi dengan ekosistem adalah keniscayaan bagi bank berbasis teknologi. Kolaborasi akan semakin kuat apabila bank bersama mitranya menghadirkan sebuah nilai jangka panjang.

Dia menggambarkan fitur-fitur yang memudahkan nasabah secara langsung akan mendorong kesetiaan nasabah dalam menggunakan aplikasi bank digital.

"Kalau nasabah sudah nyaman menggunakan fitur-fitur yang ada di aplikasi, dia akan gunakan terus. Kemudahan dan kenyamanan itu menjadi prioritas daripada bunga yang ditawarkan," ujar Piter.

Piter menambahkan bank digital juga perlu melakukan diversifikasi dalam menjalin kolaborasi dengan ekosistem digital. Menurutnya, semakin banyak dan beragam jumlah partner yang digandeng, risikonya semakin akan semakin tersebar.

Dia menilai apa yang dilakukan Bank Jago dengan jumlah ekosistem yang digandeng sudah tepat. Meski bukan bank digital paling besar, Bank Jago mampu mencetak profit lebih dahulu dibandingkan dengan kompetitornya. Rasio kredit bermasalah juga berada di kisaran yang masih rendah, menandakan manajemen risiko berjalan baik.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Jago per September 2022, rasio NPL mencapai 0,59 persen, lebih rendah dari Bank Neo Commerce (1,86 persen) dan Seabank (3,26 persen) yang memiliki aset lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI