Suara.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bekerja sama dengan PT PTEC Research & Development dalam pengembangan Pabrik Biopelet di KEK Sei Mangkei. Pabrik itu akan memiliki kapasitas olah 1 juta ton tandan kosong per tahun atau setara dengan produksi biopelet sebesar 200.000 ton per tahun.
Penandatangan Heads of Agreement (HoA) kerja sama tersebut dilakukan oleh Wakil Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna dan Direktur PT PTEC Research & Development, Suwaki Yasufumi, yang disaksikan Direktur Utama TESS Holdings Co. Ltd., Yamamoto Kazuki di Batam, pada Jumat (23/12/2022).
Wakil Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna, mengatakan, kerja sama tahap awal pengembangan Biopelet tandan kosong telah dilaksanakan oleh PTPN VIII (Anak Usaha PTPN III) dengan PTEC untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pengeringan teh sebagai substitusi wood pellet yang harganya semakin mahal.
"Untuk tahap selanjutnya, PTPN III dan PTEC akan menyusun Studi Kelayakan (FS) Pengembangan Pabrik Biopelet tandan kosong kapasitas 1 juta ton tandan kosong/tahun setara 200 ribu ton biopelet/tahun di KEK Sei Mangkei, dengan orientasi pasar lokal dan ekspor," ujar Denaldy dalam keterangannya, Selasa (27/12/2022).
Baca Juga: Laba Bersih PTPN III Hingga Oktober 2022 Tembus Rp 5,06 Triliun
PTEC menargetkan proses persiapan pembangunan pabrik biopelet dapat dimulai Tahun 2023 dengan kebutuhan lahan seluas 32 Ha di KEK Sei Mangkei.
Denaldy menyampaikan, PTPN III (Persero) sebagai Holding BUMN Perkebunan, memiliki komitmen besar dalam pengembangan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal itu dilakukan untuk mendukung kebijakan Pemerintah, sesuai Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014 terkait target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
"PTPN Group sangat concern dalam mendukung program Dekarbonisasi untuk mencapai target penurunan emisi karbon sesuai target NDC sebesar 29% pada tahun 2030," kata dia.
Diharapkan dengan pengembangan biopellet berbasis tandan kosong sawit ini dapat memberikan nilai tambah penurunan emisi karbon sebesar 48 ribu Ton CO2e/tahun serta potensi penjualan kredit karbon.
Dalam proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN Group, tandan kosong merupakan salah satu by product yang dihasilkan dalam proses pengolahan tersebut. Potensi produksi total tandan kosong PTPN Group sesuai RJPP 2024 sebesar 3 juta ton/tahun.
Baca Juga: Dorong Peningkatan UMKM, PTPN III Ikutsertakan Mitra Binaan dalam Forum Kemitraan UKM/IKM
"Adapun tandan kosong tersebut, selama ini dimanfaatkan sebagai pupuk organik (land aplication) di areal kebun yang berdekatan dengan PKS," tambah Denaldy.
Denaldy mengatakan, dengan semakin pesatnya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia, pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi lebih beragam. Salah satunya, yakni dapat berupa pengembangan Bioetanol dan Biopelet.
Denaldy berharap, dengan telah ditandatangani Head Of Agreement (HOA) tersebut, akan menghasilkan feasibility study pengembangan Biopelet tandan kosong yang layak dan memberikan keuntungan bagi para pihak.
"Kami berharap progres pengembangan Biopelet tandan kosong ini dapat segera diimplementasikan di KEK Sei Mangkei," pungkas Denaldy.