Suara.com - Kapitalisasi pasar PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sempat menembus Rp810 triliun pada pembukaan perdagangan saham pagi ini Selasa (27/12/2022), BYAN pun menendang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi kedua yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp738 triliun
Emiten batu bara milik taipan Low Tuck Kwong ini pun menjadi perusahaan paling berharga kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA yang memiliki market capital mencapai Rp1.060 triliun.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, saham BYAN dibuka melesat dan menjadi tulang punggung penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menjelang penutupan perdagangan sesi I ini saham BYAN telah menguat 9,36 persen atau naik 1.925 basis poin ke level Rp22.500.
Kenaikan harga batu bara global dan outlook yang masih cenderung positif dalam jangka pendek dan menengah menjadi alasan utama penguatan harga saham beberapa waktu terakhir. Harga saham yang semakin tinggi ikut mengerek naik rasio valuasi perusahaan, termasuk PE dan PBV.
Baca Juga: Gara-gara ini, Investor Baru di Pasar Modal Terus Bertambah
Selain itu, antusiasme investor tampaknya juga ikut dipicu oleh aksi borong saham oleh pemiliknya. Low Tuck Kwong aktif mengakumulasi saham BYAN secara rutin sejak tahun lalu, bahkan dirinya masih membeli saham perusahaan tersebut pasca cumdate dividen berakhir tanggal 19 Desember lalu.
Kinerja emiten tambang batubara tersebut pun sangat ciamik sepanjang tahun ini, begitu juga dengan kinerja sahamnya. Jika ditelisik dari awal tahun sampai saat ini saham BYAN sudah meroket sekitar 629,63 persen.
Return yang dihasilkan dari saham BYAN pun mengungguli emiten batu bara lain seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambagraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Indika Energy Tbk (INDY).