Suara.com - Persoalan pasokan pakan ikan sejak lama sudah dirasakan oleh para pembudi daya ikan di wilayah Banyumas Jawa Tengah, harga pakan ikan produksi pabrik yang terus merangkak naik jadi persoalan.
Kondisi ini dilihat menjadi peluang besar oleh Desa Panembangan, Kecamatan Cilongkok, Banyumas, Jawa Tengah yang sudah beberapa tahun terakhir melakukan pengembangan pembudidayaan maggot yang berasal dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF) sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan.
Menumpuknya sampah di Desa Panembangan ternyata menjadi berkah karena menjadi media utama pengembangan budidaya maggot.
Kepala Desa Panembangan, Untung Sanyoto mengatakan di desanya terdapat tempat pengolahan sampah yang dipisahkan antara organik dan non organik.
Baca Juga: IHSG Ditutup Tokcer, Saham GOTO Jadi Buruan Investor
"Sampah-sampah organik ini di pilah pilih menjadi satu dan dikirim ke kelompok budidaya maggot di desa kami," ungkap Untung Sanyoto kepada suara.com disela-sela acara Nugraha Karya Desa Brillian di Menara Brillian, Jakarta, Kamis malam (22/12/2022).
Sampah-sampah organik yang telah menghasilkan maggot tersebut lantas akan dibuat tepung pakan ikan yang memiliki nilai protein yang tinggi. Dalam proses ini dikatakan Untung ada 2 manfaat yang langsung dirasakan, pertama sampah-sampah organik menghilang karena termakan oleh maggot, dan manfaat kedua maggot-maggot yang berjumlah ribuan tersebut langsung dibuat tepung pakan ikan.
"Keunggulan itu, di antaranya karena maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan, pembuatan yang mudah dilakukan oleh siapa saja dengan biaya produksi yang murah dan terjangkau karena media utamanya adalah sampah organik," paparnya.
Untung pun mengungkapkan setiap minggunya maggot yang bisa diproduksi menjadi tepung pakan ikan ini mencapai 2,5 ton dengan nilai jual Rp8.000 per bungkus.
"Kalau setiap minggu kita itu bisa produksi maggot sekitar 2,5 ton tepung maggot dengan harga Rp8.000 per bungkus, kalau pakan ikan pabrik kan lebih mahal disana itu bisa Rp13.000 per bungkus," papar Untung.
Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bauksit, Negara Bisa Cuan Hingga Rp62 Triliun
Dirinya pun bilang, produksi tepung pakan ikan maggot tersebut selalu ludes terjual setiap minggunya, karena sudah ada pembeli tetap yang selalu datang ke BUMDes-nya.
"Kalau seminggu itu sudah pasti habis terjual, kira-kira bisa menghasilkan Rp20 jutaan/minggu," katanya.
Kedepannya Untung berharap bisa lebih meningkatkan produksi maggot untuk pakan ikan ini, demi meningkatkan pendapatan bagi masyarakat desa. Sehingga ekonomi masyarakat sekitar bisa lebih baik lagi.