Suara.com - Jalan Tol Layang Cikampek atau lebih dikenal Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) dijual sebagian sahamnya oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek. Anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk itu melepas 40% saham ke Anak Usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk di sektor jalan tol, PT Margautama Nusantara (MUN).
Proses pembelian 40% kepemilikan saham PT JJC tersebut sepenuhnya telah selesai, setelah MUN bersama Jasa Marga telah melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Saham atau Sales Purchase Agreement (SPA).
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan, penjualan saham ini merupakan lanjutan program Asset Recycling untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan bisnis perusahaan.
"Pengoperasian Jalan Layang MBZ yang terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek juga memberikan manfaat yang optimal dalam mendistribusikan volume lalu lintas di segmen Jakarta-Cikampek," ujar Subakti di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Baca Juga: 9 Jalan Tol Gratis Selama Natal dan Tahun Baru 2023, Ini Daftar Lengkapnya
Seperti yang diketahui, Jalan Layang MBZ merupakan salah satu jalur tol strategis di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa dengan volume lalu lintas yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
PT JJC merupakan Badan Usaha Jalan Tol pengelola Jalan Layang MBZ sepanjang 38 Km yang beroperasi sejak tahun 2019 dengan hak konsesi selama 45 tahun (2017 - 2062).
Jalan Layang MBZ membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat yang merupakan jalur alternatif bagi pengguna jalan tol jarak jauh yang turut mendistribusikan volume lalu lintas Jalan Tol Jakarta Cikampek.
Dengan dioperasikannya Jalan Layang MBZ secara terintegrasi, potensi kepadatan jalur Jakarta-Cikampek dapat didistribusikan secara efektif dan efisien.
Sehingga, terjadi peningkatan kelancaran lalu lintas pada jalur tersebut yang saat ini menjadi penghubung utama wilayah Jakarta ke arah timur dan sebaliknya.
Baca Juga: Daftar Jalan Tol yang Siap Digunakan Pada Libur Natal dan Tahun Baru 2023