Indonesia Banyak Lahan Tidur, Jokowi Ngeluh Dikasih Izin 20 Tahun Enggak Diapa-apain

Rabu, 21 Desember 2022 | 12:51 WIB
Indonesia Banyak Lahan Tidur, Jokowi Ngeluh Dikasih Izin 20 Tahun Enggak Diapa-apain
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/12/2022). (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan sejumlaha aset negara yang justru terbengkalai karena menjadi lahan tidur ataupun nganggur, padahal kata dia sejumlah aset tersbeut sudah diberikan izin untuk pengelolaanya.

"Salah satu hal yang sangat berat adalah bahwa kita ini terlalu banyak membiarkan aset-aset negara menjadi aset-aset yang tidur, dan aset-aset yang nganggur tidak produktif," kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (21/12/2022).

"Diberi izin, kementerian berikan izin ke swasta atau BUMN, diberi izin, konsesi, 20 tahun dibiarkan, 15 tahun ga diapa-apain, 10 tahun ga diapa-apain, kalau saya udah saya perintahkan ke Menteri Investasi, Menteri ESDM, udah dicabut saja konsensinya, berikan kepada yang memiliki kemampuan," tambah Jokowi.

Kondisi ini membuat Jokowi geram, sehingga kata dia sudah banyak izin konsensasi yang telah dicabut pemerintah karena lahan-lahan tersebut tidak digunakan secara produktif.

Baca Juga: Jokowi Curhat: Menteri Kalau Susah Datang, Kalau Enak Tidak Pernah Ngajak

"Sehingga kemarin dicabut 2.078 konsensi, baik hutan, konsesi hutan maupun tambang dan berikan kepada yang memiliki kemampuan baik finansial, maupun SDM, untuk menggarap aset-aset itu menjadi aset yang produktif, sehingga memberikan dampak yang positif kepada ekonomi kita," katanya,

Tak hanya sola lahan, sejumlah fasilitas yang telah dibangun pun kata dia seperti gedung-gedung, pembelian peralatan juga tidak dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Hal hal seperti ini harus kita hentikan, berhenti, dibelikan peralatan, tidak dioperasionalkan, banyak itu ditumpuk di gudang, di dinas-dinas di BUMN-BUMN, banyak sekali. Dipikir saya ga tahu. Inilah hal-hal yang sebabkan kita tidak produktif dimulai dari hal hal seperti ini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI