Suara.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), atau SIG dan unit usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) menandatangani perjanjian Kredit Sindikasi Sustainability Linked Loan (SLL) dengan 12 perbankan sebagai kreditur. Penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi SLL ini, salah satu program untuk mewujudkan komitmen SIG terhadap implementasi prinsip ESG. Penandatanganan Perjanjian Kredit dilaksanakan di The East Tower Jakarta, Senin (19/12/2022).
SLL salah satu program yang dapat memberikan dampak pada peningkatan ESG rating ESG sehingga dapat mengembalikan SIG ke dalam Index IDX ESG Leader dan meningkatkan kepercayaan investor. SLL ditujukan untuk refinancing eksisting utang bank sindikasi dan tidak menambah utang. Selain sebagai komitmen SIG terhadap inisiatif dekarbonisasi, SLL juga memberikan benefit penurunan margin bunga dibandingkan utang bank sindikasi eksisting dengan terms yang lebih baik.
Perjanjian Kredit Sindikasi SLL ini bagian dari rangkaian Sustainability Framework yang telah dirilis oleh SIG pada 14 Oktober 2022 lalu. Dalam Perjanjian Kredit Sindikasi SLL ini, SIG akan memperoleh kredit sebesar Rp4,15 triliun, sedangkan SBI memperoleh kredit sebesar Rp2,74 triliun.
Sebanyak 12 perbankan yang melakukan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi SLL dengan SIG dan SBI adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Lalu, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank BTPN Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank DBS Indonesia.
PT Bank CTBC Indonesia, PT Bank Permata Tbk, MUFG Bank, Ltd. cabang Jakarta, serta PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner (MLAB). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam hal ini juga bertindak sebagai agen fasilitas.
Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (20/12/2022), Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG, Andriano Hosny Panangian mengatakan, peluncuran SLL ini merupakan langkah awal dalam mendukung misi perusahaan guna menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.
SLL juga merupakan inisiatif SIG dan SBI dalam kerangka Program Dekarbonisasi terutama untuk memitigasi Transition Risk dalam Framework Taskforce on Climate Related Financial Disclosures (“TCFD”). SIG juga fokus mengembangkan inovasi untuk menjawab tantangan yang ada di bidang building material yang ramah lingkungan dan memberikan solusi kepada stakeholders.
“Diharapkan, SLL akan menjadi satu aspek penting untuk menunjukkan keseriusan dalam hal ESG, sehingga dapat meningkatkan ESG Score SIG serta meningkatkan kepercayaan dan eksposur Investor,” katanya.
SLL juga merupakan inisiaf SIG dalam kerangka program dekarbonisasi terutama untuk memitigasi Transition Risk dalam TCFD. SIG telah menetapkan Sustainability Framework dengan fokus pada penurunan emisi karbon secara bertahap dengan target 520 kg CO2/ton semen dan stretch target 493 kg CO2/ton semen pada tahun 2032. Penetapan target penurunan emisi karbon tersebut akan dilakukan dengan pengurangan clinker factor, peningkatan substitusi panas dari bahan bakar alternatif, dan optimalisasi konsumsi energi termal spesifik.
Baca Juga: Jokowi Berikan 75,51 Persen Saham Semen Baturaja ke SMGR, Dirut Ungkap Rencana Bisnis
“Inisiatif penurunan emisi karbon tersebut juga akan berdampak positif pada cost efficiency sehingga meningkatkan profitabilitas Perusahaan. Selain itu, SLL memberikan benefit efisiensi margin bunga melalui pencapaian target penurunan emisi karbon,” kata Andriano Hosny Panangian.
Senior Vice President Corporate Banking 2 Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Purwanto mengungkapkan bahwa implementasi SLL oleh SIG dan SBI selaku market leader industri semen, diharapkan dapat mendorong pelaku industri dalam mendukung pembangunan dan perekonomian berkelanjutan.
Budi Purwanto mengatakan, Bank Mandiri menyambut positif atas inisiatif SIG dalam menerbitkan Sustainability Framework per 14 Oktober 2022 dan diimplementasikan salah satunya dengan penandatanganan Perjanjian Kredit SLL untuk SIG dan SBI hari ini. Bank Mandiri turut berbangga dapat terlibat dalam proses SLL ini, dimulai dari penyusunan Sustainability Framework, pihaknya berperan sebagai Sustainability Coordinator bersama dengan HSBC, dan dalam pembiayaan dapat turut serta sebagai Kreditur & MLAB.
“Strategi SIG dalam mengurangi emisi karbon diharapkan dapat menjadi percontohan bagi pelaku industri dalam komitmen mendukung pembangunan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan sustainable development” ujar Budi Purwanto.
Sementara itu, Direktur Wholesale Banking PT Bank HSBC Indonesia, Riko Tasmaya, menyampaikan, turut bangga dapat kembali mendukung SIG untuk mewujudkan komitmen perseroan dalam mengimplementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui kredit sindikasi Sustainability Linked Loan (SLL), setelah sebelumnya terlibat dalam perancangan Sustainability Framework di SIG and SBI. “Hal ini bagian dari komitmen kami untuk menjadi net zero bank, serta mendukung perekonomian Indonesia yang berkelanjutan."
Head of Syndication & Corporate Solution Division PT Bank BNI (Persero) Tbk, Yogi Bima Sakti mengungkapkan bahwa SIG yang merupakan Market Leader untuk sektor industri semen, telah berhasil tetap tumbuh dan bertahan di posisi puncak, dimana hal ini tidak lepas dari kinerja positif seluruh pihak baik manajemen, stakeholder dan tentunya didukung juga oleh bank yang selalu setia menjadi partner bisnis SIG.
Fasilitas Kredit Sindikasi dalam bentuk SLL menjadi bukti bahwa SIG peduli atas keberlangsungan lingkungan hidup baik di internal maupun eksternal SIG dan menjadi Langkah baik untuk kedepannya baik bagi SIG maupun para Kreditur/MLAB yang saat ini telah berpartisipasi dalam fasilitas SLL.
“Dengan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi berbasis SLL, kami harapkan SIG dapat menjadi kiblat bagi lini bisnis lain dalam menuju bisnis yang selalu memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap kegiatan bisnis,” ujar Yogi Bima Sakti.