Suara.com - Badan Pengelola Keuangan Haji atau BPKH menggelar kegiatan annual meeting dan BPKH Sustainable Banking Award 2022. Dalam acara tahunan ini, BPKH mengundang seluruh mitra BPS untuk hadir sebagai wujud terima kasih BPKH atas kerja sama yang terbangun.
Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah mengatakan kegiatan tahunan ini bertujuan untuk memotivasi dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) mitra BPKH. Terlebih mereka yang telah membantu untuk mengumpulkan setoran haji untuk meningkatkan perekonomian syariah di Indonesia.
Berbicara mengenai Sustainability Finance, BPKH saat ini dipush untuk bisa lakukan investasi yang beyond instrument. Sehingga ke depannya, investasi yang dilkukan oleh BPKH tak hanya pada bidang surat berharga dan emas, tetapi juga melebar pada investasi yang terkait langsung pada pelayanan haji.
"Karena kita akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan keuangan global. Maka kami juga harus melakukan sustainable financial secara internal di BPKH," ucap Fadlul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Dia melanjutkan, kegiatan hal ini sebagai wujud dukungan BPKH dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Sementara itu, Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief menyebut setidaknya ada sebanyak 5,3 juta orang telah mendaftarkan diri untuk dapat berangkat ke tanah suci.
"5,3 juta orang saat ini menunggu keberangkatan ke tanah suci. Oleh karena itu mengapa sustainability ini dibutuhkan untuk keberlanjutan dana haji yang proporsional. Selain itu, di tahun depan, apabila tidak ada varian virus corona baru, Arab Saudi akan memperbolehkan calon jemaah haji usia diatas 65 tahun untuk berangkat." ujar Hilman.
Ini artinya, pendaftar haji diharapkan akan semakin bertambah di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto menyebut Indonesia merupakan satu diantara negara G20 yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil.
Baca Juga: BPKH Gandeng MUI untuk Tingkatkan Ekonomi Syariah
"Ekonomi Indonesia triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y)." ujar Suminto. Kementerian Keuangan memastikan bahwa fiskal menjadi absorber bagi perekonomian Indonesia di tengah volatilitas keuangan, baik dalam menjaga daya beli masyarakat dan juga memastikan pemulihan ekonomi secara keseluruhan.