Suara.com - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menekankan pentingnya tata kelola sistem teknologi informasi (TI) yang baik bagi keberlangsungan bisnis perusahaan terutama dalam menunjang peningkatan efektivitas dan produktivitas kinerja perseroan.
Director of Human Capital Management WSBP Asep Kurnia, mengatakan, perseroan memanfaatkan TI dalam pelaksanaan kinerja operasional, mulai dari proses marketing, proses produksi hingga proses distribusi beton precast dan readymix.
Implementasi tata kelola TI yang baik dibuktikan melalui perolehan sertifikasi ISO 27001:2013 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi pada Desember 2022.
"Sebagai perusahaan yang mengimplementasikan tata kelola teknologi informasi yang baik, WSBP memiliki kewajiban untuk mampu melindungi dan memelihara kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi, mengendalikan risiko keamanan informasi di perusahaan, dan jaminan kepada pelanggan maupun mitra terkait keamanan informasi," ujar Asep.
Baca Juga: WSBP Raih Sertifikasi ISO 19650:2018 Tentang Manajemen BIM
Dalam proses mendapatkan sertifikasi ISO tersebut, WSBP melakukan proses pengembangan sistem manajemen yang dilakukan sebelum mengimplementasikan sistem manajemen di mana proses itu meliputi pembuatan prosedur baru maupun penyempurnaan prosedur yang sebelumnya sudah ada.
Selain itu, WSBP juga menjaga konsistensi penerapan sistem manajemen yang sudah dibentuk dan dievaluasi dalam kegiatan audit internal.
"Melalui ISO ini perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas dan menambah kepercayaan konsumen," kata Asep.
Selanjutnya, ISO tersebut diharapkan menjadi pendorong untuk peningkatan kinerja perusahaan dengan penerapan sistem manajemen yang terstandarisasi, meningkatkan citra dan daya saing perseroan.
Asep menambahkan, WSBP juga tengah melaksanakan proses asesmen ISO 31000:2018 tentang Sistem Manajemen Risiko yang berlangsung pada Desember 2022.
Baca Juga: RUPO Jadi Ganjalan WSBP untuk Berakselerasi Pulihkan Kinerja
"WSBP akan senantiasa melakukan langkah-langkah peningkatan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, implementasi GCG, serta manajemen risiko agar perusahaan dapat terus meningkatkan kinerja secara berkelanjutan," ujar Asep. (Antara)