Fakta Gunung Padang, Situs Lebih Tua dari Piramida Mesir Diguncang Gempa

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 18 Desember 2022 | 15:08 WIB
Fakta Gunung Padang, Situs Lebih Tua dari Piramida Mesir Diguncang Gempa
Gunung Padang. [Berita Bali/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situs Gunung Padang jadi salah satu cagar budaya yang bisa jadi pilihan anda saat liburan jelang akhir tahun ini. Situs prasejarah ini juga menyimpan sejuta misteri yang masih belum terungkap hingga saat ini.

Berdasarkan laporan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) Kemendikbudristek, situs ini banyak menimbulkan perdebatan terkait asal mula hingga penanggalan karbon yang menentukan usia situs tersebut.

Perkiraan sementara, situs Gunung Padang terbentuk pada 5.000 SM-26.000 SM. Sedangkan peneliti lainnya memperkirakan, Gunung Padang lebih tua dari Piramida Giza yang berada di Mesir dengan perkiraan pembangunan sekitar 2.570 SM.

Situs ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk para pelajar yang ingin belajar sekaligus berekreasi. Sayangnya, semenjak gempa Cianjur yang terjadi beberapa saat lalu, situs ini semakin jarang dikunjungi meski situs Gunung Padang tidak mengalami kerusakan.

Baca Juga: Gempa Bumi di Sumur Banten Getarannya Terasa hingga ke Lampung

Berikut fakta-fakta terkait situs megalitikum Gunung Padang:

1. Ditemukan Pertama Kali Tahun 1914

Situs Gunung Padang pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda Rogier DM Verbeek pada 1891 dan dilaporkan kembali oleh ahli sejarah Nicolaas Johannes Krom.

Laporan Nicolaas Johannes Krom kemudian dituliskan dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan).

Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. [suara.com/Achmad Sakirin]
Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. [suara.com/Achmad Sakirin]

2. Kembali Dipelajari pada 1979

Baca Juga: Banten Digoncang Gempa Magnitudo 5,1 Subuh Tadi, Terasa Sampai ke Lampung, Tidak Berpotensi Tsunami

Pasca penelitian yang dilakukan dua peneliti dari belanda situs Gunung Padang mulai terlupakan. Situs tersebut kembali ditemukan oleh warga lokal pada tahun 1979.

Kala itu, warga setempat melaporkan adanya temuan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran, tersusun dalam suatu tempat berundak.

Pemerintah lantas mulai melakukan konservasi dan penelitian di Situs Gunung Padang untuk mengetahui lebih jauh.

Berdasarkan dugaan sementara, Pusat Arkenas Kemendikbudristek menyebut, Gunung Padang adalah gunung api purba yang menghasilkan batu-batu di perut bukit yang kemudian membelah dan membentuk mirip tiang-tiang. Bebatuan ini lantas dimanfaatkan untuk membuat punden berundak.

3. Gunung Padang Bukan Piramida

Meski sempat dikira Piramida seperti di Mesir, namun, gunung Padang bukanlah piramida. Berdasarkan riset peneliti, Gunung Padang adalah punden berundak.

Situs punden berundak kerap ditemukan di sejumlah situs purbakala di Indonesia. Biasanya digunakan sebagai tempat pemujaan atau persembahan.

Situs Gunung Padang buka pada Senin sampai Sabtu pada pukul 08.00-17.00 WIB. Biaya masuk hanya Rp5.000 per orang.

Kini, kawasan wisata Gunung Padang juga sudah dilengkapi fasilitas area parkir, toilet, musala, wifi, rumah makan, dan penginapan untuk memudahkan para wisatawan. Selain itu, berbagai oleh-oleh juga mudah ditemukan di lokasi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI