Suara.com - Usai impor beras ratusan ton, kini Perum Bulog bakal mengimpor 350 ribu ton kedelai. Arahan pemerintah ini dipastikan usai Mendag Zulkifli Hasan memastikan impor komoditas itu mulai awal tahun 2023. Namun demikian, Perum Bulog menyebut rencana ini masih terkendala.
"Kepastian keberangkatan (impor kedelai masih bermasalah). Surat-suratnya belum bisa berangkat ke sini. Kan di sana harus ada karantina, harus ada persetujuan karantina dari sini," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (17/12/2022) lalu.
Ia menjelaskan, kedelai impor sebesar 350 ribu ton itu menyesuaikan dengan kebutuhan kedelai dalam negeri, terutama kebutuhan tempe dan tahu.
Buwas menyebut, jumlah kebutuhan itu diperoleh berdasarkan dialog yang dilakukan pihaknya dengan para perajin olahan kedelai.
Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Purwakarta Kamis 15 Desember 2022 Disini
Buwas memastikan kedelai yang akan datang sebanyak 350 ribu ton itu sesuai kebutuhan perajin tempe dan tahu. Hal itu diketahui karena Buwas mengatakan dirinya sudah menanyakan langsung kepada perajin.
Sebelumnya, impor kedelai ini sudah disampaikan Mendag Zulhas dengan penugasan kepada Bulog impor kedelai sebesar 300 ribu ton dan ditambah 50 ribu ton.
Sebagian besar kedelai akan diimpor dari Amerika Serikat dengan total komoditas 350 ribu ton pada Januari 2023.
Mendag Zulhas menambahkan, Indonesia juga akan melakukan impor ari Afrika Selatan meski hingga kini terkendala izin karantina.
"Tinggal nunggu karantina sana selesai, mudah-mudahan Januari," sambung Zulhas.
Baca Juga: Moeldoko Sebut Pengadaan Beras di Luar Negeri Tak Akan Ganggu Produksi Petani
Kebutuhan masyarakat Indonesia akan kedelai sangat tinggi sehingga produksi dalam negeri diklaim belum bisa memenuhi kebutuhan.
Pasalnya, produksi kedelai dalam negeri hanya bisa memberikan pasokan sekitar 750 ton per tahunnya.