Riset: 68 Persen Penduduk Indonesia Punya Aset Investasi di Bawah Rp600 Juta

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 16 Desember 2022 | 10:21 WIB
Riset: 68 Persen Penduduk Indonesia Punya Aset Investasi di Bawah Rp600 Juta
Sebagai Ilustrasi-Program semi pedestrian Malioboro. (Suara.com/Putu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendapatan pensiunan pekerja di Indonesia diperkirakan hanya 20 persen dari pendapatan mereka saat ini atau bahkan bisa lebih rendah.

Manulife Investment Management melalui riset Diverse Asia juga mengungkapkan, masyarakat yang berencana mengandalkan simpanan tabungan setelah mencapai usia pensiun akan menanggung risiko tidak memiliki sejumlah dana pensiun yang cukup.

"Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam merencanakan kesejahteraan finansial mereka dengan lebih baik melalui cara yang efektif untuk menghasilkan arus pendapatan rutin di masa pensiunnya," kata Head of Retirement Proposition, Strategy, and Transformation Asia Retirement Manulife Investment Management Elvin Tharm.

Survei terkait yang juga diadakan oleh Manulife Investment Management mengungkapkan, masyarakat Indonesia memperkirakan mereka membutuhkan rata-rata Rp16,52 juta setiap bulannya untuk dapat mempertahankan gaya hidup yang nyaman di masa pensiun atau sekitar 90 persen dari pendapatan rata-rata mereka saat ini.

Baca Juga: Dinyatakan Bersalah! Doni Salmanan Divonis Empat Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar Atas Kasus Investasi Aplikasi Quotex

Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya kesenjangan yang sangat besar antara pendapatan pensiun yang ideal dengan kenyataannya adalah karena jumlah aset yang diinvestasikan orang Indonesia porsinya relatif rendah secara persentase dari pendapatannya saat ini.

Padahal, ini akan menjadi sumber pendapatan utama yang mereka butuhkan di masa pensiun. Menurut survei yang sama, 68 persen penduduk Indonesia memiliki aset investasi di bawah Rp600 juta.

Ia mengaku tak kaget dengan kesenjangan besar antara perkiraan pengeluaran di masa pensiun dan jumlah pendapatan pensiun yang diyakini dapat dicapai sesuai dengan status keuangan orang Indonesia saat ini.

"Orang-orang di Indonesia, bahkan di seluruh Asia, sedang menghadapi situasi yang sulit dalam menjembatani kesenjangan ini. Dengan inflasi, biaya kesehatan, dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, daya beli uang tabungan dan pendapatan mereka akan terkikis seiring berjalannya waktu," tuturnya.

Ia menilai orang Indonesia masih memiliki kecenderungan untuk menyimpan uang tunai, dengan mengalokasikan sekitar 37 persen asetnya dalam bentuk uang tunai dan deposito perbankan.

Baca Juga: Korban Robot Trading Net89 Mengamuk, Gempur Laporkan PT SMI ke Bareskrim Polri

Sementara itu, masyarakat Indonesia hanya mengalokasikan 29 persen aset ke investasi seperti reksa dana, saham, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), dan real estat. Selain itu, hanya 53 persen penduduk Indonesia yang terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau telah mengambil dana pensiun dari pihak swasta.

Maka dari itu, dirinya menyarankan agar masyarakat Indonesia harus meningkatkan jumlah persentase dari pendapatannya untuk diinvestasikan lantaran mengandalkan tabungan sebagai sarana pengumpulan dana untuk masa pensiun tidak akan cukup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI