Intan Baru Prana Bakal Ubah Model Bisnis Jadi Distributor Alat Pengangkut Komersial

Jum'at, 16 Desember 2022 | 08:59 WIB
Intan Baru Prana Bakal Ubah Model Bisnis Jadi Distributor Alat Pengangkut Komersial
Paparan Publik IBFN/Dok IBFN
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Emiten PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) mengubah model bisnis dari perusahaan multifinance menjadi distributor alat pengangkut komersial. Pengubahan lini usaha ini sejalan dengan kompetensi bisnis Grup PT Intraco Penta Tbk (INTA).

Direktur IBFN Alexander Reyza mengatakan, perubahan lini usaha ini dilakukan pasca pencabutan ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan yang dialami IBFN pada akhir Januari 2022.

"Kami telah merencanakan untuk mengembangkan lini usaha baru yang selaras dengan kompetensi bisnis Grup utama kami yakni menjadi distributor alat pengakut komersial," ujarnya dalam Paparan Publik yang ditulis, Kamis (15/12/2022).

Reyza melanjutkan dengan rencana perubahan lini bisnis Perseroan ini, ke depan pihaknya akan melakukan sejumlah agenda guna pemenuhan POJK Nomor 17/POJK.04/2022, diantaranya dengan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas perubahan lini usaha yang akan dilakukan.

Baca Juga: Ditinggal Nikah Kaesang, Sang Mantan Ini Diam-diam Balas dengan Kesuksesan

Perseroan juga akan menggunakan jasa penilai (KJPP) independen untuk melakukan studi kelayakan atas perubahan Kegiatan Usaha.

Tak hanya itu, perseroan juga akan menyampaikan keterbukaan informasi terkait perubahan lini usaha paling lambat pada saat pengumuman RUPS tahun depan.

Menurut Reyza, dalam memulai kegiatan usaha baru sebagai distributor alat pengangkutan komersial Perseroan juga akan menjalankan sejumlah Management Plan yakni menyusun rencana bisnis tahunan, melakukan reorganisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan bidang usaha yang baru, dan menjaga collection terhadap existing debitur untuk mempertahankan arus kas Perseroan.

Secara keseluruhan saat ini IBFN memiliki aset Rp 519 miliar per Agustus 2022 dengan total liabilitas Rp1,08 triliun dan defisiensi modal Rp564 miliar.

Baca Juga: Resesi Mengancam, Emiten Buah dan Sayuran Optimis Raih Pendapatan 40% Tahun Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI