Suara.com - Nilai tukar rupiah di pasar spot tak berdaya hingga akhir perdagangan hari ini Kamis (15/12/2022) mata uang garuda ditutup di level Rp 15.626 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah melemah 0,21 persen dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.593 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar naik pada hari Kamis setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar setengah persentase poin dan akan membuat kenaikan lebih lanjut.
"Menetapkan tekad Komite Pasar Terbuka Federal untuk menjinakkan inflasi meskipun ada risiko resesi, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga diperkirakan akan mencapai puncak di atas 5%," kata Ibrahim dalam analisanya.
Baca Juga: Rupiah Letoi Lagi, Inflasi AS Bakal Ngeri Atau Bikin Happy?
Sementara itu kata dia dana Fed berjangka menunjukkan bahwa pasar mengharapkan suku bunga AS mencapai puncaknya di bawah 5% pada Mei tahun depan, lebih rendah dari yang telah dipandu oleh Fed.
Sementara itu di Asia, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa ekonomi China kehilangan lebih banyak tenaga pada bulan November karena output pabrik melambat dan penjualan ritel memperpanjang penurunan, keduanya meleset dari perkiraan dan mencatat pembacaan terburuk dalam enam bulan, dengan ekonomi tertatih-tatih oleh lonjakan kasus COVID-19 dan meluasnya pembatasan virus, yang baru dilonggarkan minggu lalu.
"Pasar sekarang mengalihkan perhatian mereka ke keputusan suku bunga oleh Bank of England dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan pada hari Kamis, dengan kedua bank sentral tersebut juga diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin," katanya.