Softbank Batal Investasi di IKN, Menteri Bahlil: Enggak Cincai

Iwan Supriyatna | Mohammad Fadil Djailani
Softbank Batal Investasi di IKN, Menteri Bahlil: Enggak Cincai
Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Jumat (7/1/2022). [Suara.com/Muhammad Fadil]

Bahlil bilang pengajuan proposal yang diutarakan perusahaan asal Jepang tersebut tak menguntungkan buat Indonesia.

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan alasan kenapa Softbank Group membatalkan investasinya di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Bahlil bilang pengajuan proposal yang diutarakan perusahaan asal Jepang tersebut tak menguntungkan buat Indonesia.

"Proposal yang ditawarkan, menurut kami, untung bagi dia, nggak untung ke negara dan kami nggak mau didikte," kata Bahlil dalam rapat kerja di Komisi VI DPR RI, ditulis Kamis (15/12/2022).

Lebih lanjut Bahlil memberi contoh tawaran yang disampaikan Softbank, salah satunya adalah mereka menentukan internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian modal sendiri.

Baca Juga: Dapat Dana Segar dari Qatar, Bos Danantara Beberkan Sektor Mana Saja yang Dapat Investas

"Contoh nih ya, dia mau bangun, IRR ditentukan sendiri, nanti pemerintah tinggal sewa ke dia. Nggak fair dong, nggak cincai dong. Jadi kita mencari model investasi yang fair. Artinya yang investornya juga hidup, tapi negara juga jangan dibuat berat. Win-win," ujarnya.

Menurut Bahlil, tidak boleh pengusaha atau investor mengatur negara.

Sejatinya, pengusaha dan pemerintah saling membutuhkan.

"Itu yang dalam bahasa saya, nggak boleh pengusaha itu mengatur negara. Negara yang mengatur pengusaha, tapi juga negara nggak boleh semena-mena ke pengusaha. Nggak boleh, karena kita saling membutuhkan," ungkapnya.

Lebih lanjut Bahlil meyakinkan, meski ditinggal Softbank, proyek IKN masih menarik minat banyak investor.

Baca Juga: Bahlil Usul RI Tambah Kuota Impor Minyak dan Gas LPG dari AS

Hingga saat ini, tercatat sudah ada sejumlah investor global yang berkomitmen untuk menanamkan modalnya di ibu kota baru.