Suara.com - Presiden Direktur PT Siemens Indonesia Lamine Jendoubi mengatakan perusahaannya mengincar sejumlah proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Dirinya meyakini kolaborasi antara teknologi dan digitalisasi akan menghasilkan sebuah infrastruktur berkelanjutan yang pintar.
Hal tersebut dikatakan Lamine dalam acara Siemens Smart Infra-Connex yang diselenggarakan di Jakarta, ditulis Rabu (14/12/2022).
“Teknologi merupakan pengungkit dan digitalisasi adalah kunci yang memungkinkan transisi menuju infrastruktur pintar," kata Lamine.
Perusahaan asal Jerman yang ia pimpin ini diyakini akan membantu pelanggan melakukan transformasi untuk menjadi lebih efisien, tangguh, dan pintar.
Baca Juga: Incar Pembangunan Berkelanjutan, MMS Group Fokus Dua Bisnis Utama
Untuk mempercepat transformasi digital dan penciptaan nilai bagi pelanggan dari semua ukuran di industri, gedung, jaringan listrik, dan transportasi, Siemens telah menciptakan platform bisnis digital baru yang disebut Siemens Xcelerator pada Juni 2022.
Portofolio perangkat lunak yang dikurasi ini terdiri dari perangkat keras yang mendukung IoT serta layanan digital berbasis interoperabilitas, fleksibilitas, keterbukaan, dan as-a-service. Siemens Xcelerator juga menyertakan pasar online (marketplace) yang terus berkembang untuk memfasilitasi interaksi dan transaksi antara pelanggan, mitra, dan pengembang.
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementeriaan Koordinator Bidang Kemaritiman Rahmat Kaimuddin mengatakan Indonesia kini bersiap untuk mempersiapkan proyek-proyek strategis yang melibatkan pengembangan energi baru dan teknologi pintar untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal.
"Saat kami bergerak maju untuk mempromosikan pembangunan hijau dan masa depan yang cerdas, kami ingin mengundang Siemens, sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka untuk berpartisipasi dalam sektor-sektor tersebut,” kata Rahmat.
Baca Juga: Erick Thohir Dorong Digitalisasi, Transaksi Super Apps BRImo Tembus Rp2.000 Triliun